Hi Urbie’s! Pecel, salah satu makanan tradisional dari Jawa Timur, berhasil menorehkan prestasi membanggakan di kancah kuliner dunia. TasteAtlas, situs ensiklopedia makanan global yang berbasis pada ulasan para pecinta kuliner, menobatkan Pecel sebagai salah satu dari 10 salad terenak di dunia. Masuk dalam daftar 100 salad terenak, Pecel menempati posisi ke-8 dengan rating tinggi 4,3 dari 5.
TasteAtlas menggambarkan Pecel sebagai salad tradisional Indonesia yang harum dengan saus kacang, dan terdiri dari berbagai sayuran segar yang direbus seperti bayam, kacang panjang, hingga tauge. Dalam daftar ini, Pecel harus bersaing dengan salad khas negara lain seperti Italia, Prancis, hingga Yunani yang dikenal sebagai surganya hidangan Mediterania.
Siapa Bilang Salad Harus Fancy dan Western? Pecel Buktikan Sebaliknya
Sebut saja Pecel, dan sebagian dari kita langsung teringat suara gerobak penjual keliling atau aroma kacang tanah yang ditumbuk kasar dengan cabai, bawang, dan daun jeruk. Rasanya yang akrab, hangat, dan menggugah selera menjadi alasan mengapa makanan ini tak pernah absen di banyak rumah makan hingga hotel berbintang.
Dan kini, sepiring Pecel sederhana dari tanah Jawa telah naik panggung dunia, menunjukkan bahwa kelezatan tak harus datang dari bahan mahal atau teknik rumit. Cukup bumbu kacang yang pas dan sayur yang segar, kamu sudah punya hidangan berkelas internasional.
Berhasil Saingi Dakos Yunani dan Caprese Italia
Di posisi pertama daftar TasteAtlas ada Dakos, salad khas Yunani yang meraih rating 4,5. Dakos dibuat dari roti keras (disebut paximadi), keju myzithra, tomat segar, zaitun, oregano, dan minyak zaitun terbaik. Sementara itu, Pecel tetap mampu mencuri perhatian meski bersanding dengan nama-nama besar seperti Insalata Caprese dari Italia atau Salade Niçoise dari Prancis.
Bukan sekadar pelengkap menu, Pecel kini menjadi duta budaya Indonesia yang dikenalkan ke dunia lewat rasa. Pengakuan ini tak hanya membanggakan, tetapi juga membuka peluang untuk mengenalkan lebih banyak kekayaan kuliner Nusantara lainnya di panggung global.
Pecel dan Filosofi Makan Orang Indonesia
Lebih dari sekadar hidangan, Pecel adalah filosofi makan orang Indonesia yang mengutamakan keseimbangan—antara rasa gurih, pedas, manis, dan segar. Makanan ini mencerminkan cara kita hidup: menyatu dengan alam, menghargai hasil bumi, dan merayakan keberagaman rasa dalam satu piring.
Dan meskipun tergolong salad, Pecel tidak ‘dingin’ seperti salad ala Barat. Ia hangat, ramah, dan memeluk lidah siapa pun yang mencicipinya—baik orang lokal maupun turis asing. Ini adalah bentuk kuliner demokratis yang bisa diakses siapa saja, dari warung kaki lima hingga restoran hotel bintang lima.
Baca Juga:
- Panji Tengkorak Bangkit! Adaptasi Komik Legendaris Ini Hadir dalam Wujud Animasi
- Destinasi Serbaguna Tepi Pantai Nusa Dua: Dari Kuliner, Meeting, hingga Festival Musik
- ‘Karate Kid: Legends’ Hadirkan Jackie Chan dan Generasi Baru, Ben Wang Siap Jadi Penerus
Saat Pecel Tampil di Hotel Berbintang dan Kelas Dunia
Urbie’s, mungkin kamu berpikir, “Apakah Pecel pantas disajikan dalam setting fine dining atau hotel internasional?” Jawabannya: tentu saja. Kini, banyak hotel dan restoran mewah di Indonesia bahkan mulai menjadikan Pecel sebagai salah satu signature dish yang merepresentasikan kearifan lokal.
Bumbu kacang yang dikemas dengan plating modern, serta sayuran organik pilihan, membuat hidangan khas Jawa Timur ini tampil segar dan elegan tanpa kehilangan akar tradisionalnya. Ini jadi bukti bahwa kearifan kuliner lokal bisa bertransformasi tanpa kehilangan jati diri.
Kuliner sebagai Duta Pariwisata Indonesia
Prestasi Pecel di daftar TasteAtlas ini menjadi pengingat bahwa kekuatan soft power Indonesia sangat besar melalui makanan. Kuliner bukan hanya soal lidah, tapi juga soal identitas dan pariwisata. Saat wisatawan mancanegara mencicipi Pecel, mereka tak hanya menikmati rasa, tapi juga mendengar cerita tentang tanah, budaya, dan orang-orang Indonesia.
Momentum ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri pariwisata, F&B, hingga UMKM untuk semakin percaya diri membawa menu-menu lokal ke level internasional. Bayangkan kalau setelah ini Rawon, Sayur Lodeh, atau Nasi Liwet juga ikut menembus daftar dunia. Bukan tidak mungkin, asal kita konsisten menjaga kualitas dan narasinya.
Yuk Rayakan Pecel dengan Cara Kita Sendiri
Bangga dong, Urbie’s! Tapi jangan berhenti di rasa bangga. Mulailah memperkenalkan salad asli Indonesia ini ke teman-teman asingmu, posting di media sosial, atau ajak orang tua dan keluarga untuk terus memasak dan menyajikan makanan ini. Karena sesungguhnya, melestarikan budaya bisa dimulai dari meja makan.
Pecel sudah membuktikan bahwa makanan Indonesia punya potensi luar biasa di mata dunia. Kini giliran kita, generasi muda, untuk menjaganya tetap hidup dan terus berkembang.



















































