Hi Urbie’s! Brian Wilson, pendiri sekaligus otak kreatif dari band legendaris The Beach Boys, telah meninggal dunia pada usia 82 tahun. Kabar duka ini diumumkan langsung oleh pihak keluarga melalui situs resmi dan media sosial Wilson pada Rabu waktu setempat. Sejak Mei 2024, Wilson berada di bawah konservatori hukum yang mengatur kehidupan pribadi dan medisnya, dijalankan oleh publisis Jean Sievers dan manajernya LeeAnn Hard.
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara yang semuanya bermusik—Brian di bass, Carl di gitar utama, dan Dennis di drum—Wilson adalah pionir yang membawa The Beach Boys naik dari band lokal California menjadi ikon dunia. Lebih dari sekadar pencipta lagu musim panas seperti “California Girls” atau “Surfin’ USA,” Wilson adalah jiwa rapuh yang terus memburu kesempurnaan musikal, dan dalam proses itu, ia menciptakan keajaiban yang dikenang lintas generasi.
Surga Musik dari Pantai California
Di era 1960-an, The Beach Boys bukan sekadar grup musik; mereka adalah wajah dari mimpi Amerika—mobil keren, gadis pantai, dan matahari yang tak pernah redup. Tapi di balik gemerlap itu, Brian Wilson adalah maestro pemalu yang jarang menginjak papan selancar, namun mampu menciptakan soundscape yang seolah membawa pendengarnya ke garis pantai California hanya lewat dentingan piano dan harmoni vokal.
Album legendaris mereka, Pet Sounds (1966), bahkan berada di posisi kedua dalam daftar “500 Album Terbaik Sepanjang Masa” versi Rolling Stone, hanya kalah dari Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band milik The Beatles. Ironisnya, Beatles-lah yang justru mengaku sangat terinspirasi oleh Pet Sounds, terutama Paul McCartney yang menyebut lagu “God Only Knows” sebagai salah satu favoritnya sepanjang masa.
Dari Garasi Hawthorne ke Panggung Dunia
Brian lahir pada 20 Juni 1942 di Hawthorne, California. Bakat musiknya terlihat sejak kecil, mengajari saudara-saudaranya harmoni vokal dan menciptakan lagu dari piano ruang tamu. The Beach Boys lahir dari ide spontan menunggangi tren musik selancar dan bertransformasi dari anak-anak garasi menjadi fenomena global.
Namun, di balik kesuksesan itu, konflik internal mulai muncul. Pertikaian dengan sepupu sekaligus rekan band Mike Love, tekanan untuk melampaui The Beatles, hingga ketergantungan pada obat-obatan menyeret Wilson ke dalam jurang kelelahan mental dan isolasi. Album ambisiusnya, Smile, yang disebut sebagai “simfoni remaja untuk Tuhan,” akhirnya dibatalkan, menyisakan mitos tentang karya musik terbesar yang tak pernah dirilis.
Baca juga:
- LV8 Resort Hotel: Destinasi Liburan Sekolah Paling Pas buat Keluarga di Bali!
- Teppanyaki Matsuri: Festival All-You-Can-Eat Seru Bareng Wangsit Firmantika dan Rayhan Paramarta di Mercure Serpong Alam Sutera
- London Tambah Satu Lagi Penthouse Super Mewah: Mandarin Oriental Mayfair Resmi Luncurkan Suite Rp800 Juta Per Malam
Lagu-lagu Abadi, Jiwa yang Terluka
Meski sempat tenggelam oleh gelombang perubahan era dan kesehatan mental yang terus menurun, Wilson tetap menjadi sosok legendaris. Tahun demi tahun, ia tetap tampil, membawakan kembali Pet Sounds dan versi penuh dari Smile ke hadapan para penggemar fanatik di seluruh dunia. Para musisi lintas generasi seperti Janelle Monáe, Animal Collective hingga Katy Perry mengakui pengaruh Wilson dalam eksplorasi musikal mereka.
Kehidupan pribadinya pun penuh lika-liku—terjebak dalam manipulasi terapis pribadi, konflik hukum dengan keluarga, hingga pernikahan keduanya dengan Melinda Ledbetter yang menjadi jangkar stabilitasnya sejak 1995 hingga kepergian Melinda tahun lalu. Di usia senja, Wilson masih sempat merilis album solo, menyanyikan lagu Disney, bahkan mendapat nilai “A” ulang dari guru musik SMA-nya yang dulu memberi nilai “F”.
Warisan Tak Terhapuskan
Brian Wilson tak hanya meninggalkan lagu-lagu, tapi juga warisan tentang ketulusan mencipta. Tentang bagaimana musik bisa jadi bentuk terapi, pelarian, dan pernyataan terdalam manusia. Ia mengubah cara dunia mendengar pop, membawa harmoni vokal menjadi arsitektur suara yang kompleks, dan membuktikan bahwa bahkan di balik kesunyian dan kesendirian, bisa lahir melodi paling indah.
Kini, The Beach Boys mungkin hanya akan tampil sebagai nostalgia di radio atau playlist musim panasmu, tapi semangat Brian Wilson akan terus hidup dalam setiap dentingan “Don’t Worry Baby” atau getaran magis dari “Good Vibrations.”
Selamat jalan, maestro pantai. Musikmu adalah matahari yang tak pernah tenggelam.