Home Health Disosiasi: Ketika Diri Sendiri Terasa Asing, Begini Cara Memahami dan Mengatasinya!

Disosiasi: Ketika Diri Sendiri Terasa Asing, Begini Cara Memahami dan Mengatasinya!

23
0
Disosiasi: Ketika Diri Sendiri Terasa Asing—Pahami dan Atasi dengan Cara Ini
Foto Ilustrasi: Adobe photo stock
Urbanvibes

Disosiasi adalah salah satu bentuk pertahanan diri psikologis yang seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Kondisi ini muncul sebagai respons terhadap tekanan emosional atau trauma yang berat. Dalam kondisi ini, seseorang bisa kehilangan rasa identitas atau merasa seperti dirinya adalah orang lain. Lalu, bagaimana cara menghadapi dan mengatasi Disosiasi ini?

Apa Itu Disosiasi?

Disosiasi merupakan upaya bawah sadar seseorang untuk melindungi dirinya dari rasa sakit emosional yang tak tertahankan. Ketika situasi traumatis atau sangat menyakitkan terjadi, otak “memutus hubungan” sejenak dengan perasaan atau pengalaman tersebut agar individu bisa bertahan. Pikiran seperti “ini bukan aku yang merasakannya” menjadi cara alami untuk menjauh dari rasa sakit.

Namun, seiring waktu, kondisi ini bisa berdampak serius. Mereka yang mengalami disosiasi berulang kali berisiko kehilangan koneksi dengan emosi, kenangan, bahkan identitas mereka sendiri. Rasa “Saya adalah saya” bisa menghilang secara perlahan.

Baca Juga:

Mekanisme di Balik Disosiasi

Mekanisme ini bukanlah kelemahan, melainkan cara bertahan yang muncul ketika tidak ada alternatif lain. Sayangnya, dalam proses menjauh dari rasa sakit, seseorang juga bisa kehilangan hal-hal penting seperti perasaan, kenangan, dan jati diri. Oleh karena itu, langkah pertama untuk mengatasi disosiasi adalah memahami bahwa kondisi ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja.

Cara Mengatasi Disosiasi

Berikut ini adalah pendekatan praktis dan bertahap untuk mengatasi disosiasi:

  1. Jalani Hidup dengan Rasa Sakit yang Lebih Sedikit

Menghindari stres berat adalah langkah awal. Jika memungkinkan, jauhkan diri dari orang, tempat, atau situasi yang menjadi pemicu. Bila tidak memungkinkan, pertimbangkan perawatan di fasilitas medis atau tempat yang mendukung ketenangan mental.

Selain itu, menjaga ritme harian, tidur cukup, makan bergizi, dan olahraga ringan dapat membantu tubuh dan pikiran lebih kuat menghadapi stres.

  1. Belajar Menghadapi Rasa Sakit

Menghadapi rasa sakit adalah proses penting agar tidak perlu lagi “kabur” melalui disosiasi. Beberapa metode yang bisa dilakukan:

Konseling: Terapi dengan psikolog atau konselor memungkinkan Anda mengungkap rasa sakit yang selama ini terpendam. Dengan proses ini, Anda belajar mengenali, mengelola, dan akhirnya menerima pengalaman sulit tersebut tanpa perlu melepaskan diri dari kenyataan.

Terapi Perilaku Kognitif (CBT): CBT membantu mengubah pola pikir yang menyakitkan. Misalnya, dari “Saya orang jahat” menjadi “Saya melakukan sesuatu yang baik hari ini, saya berharga.” Dengan latihan konsisten, CBT bisa memperkuat identitas positif dan membantu individu memproses rasa sakit secara sehat.

  1. Latihan Relaksasi

Teknik pernapasan adalah metode sederhana tapi efektif untuk menenangkan tubuh dan pikiran:

  1. Tarik napas perlahan lewat hidung selama 4 detik, biarkan perut mengembang.
  2. Tahan napas selama 7 detik.
  3. Buang napas perlahan lewat mulut selama 8 detik.

Ulangi beberapa kali hingga tubuh dan pikiran terasa lebih rileks. Teknik ini membantu saat stres atau kecemasan datang secara tiba-tiba.

  1. Terapi Obat

Saat ini belum ditemukan obat khusus untuk mengatasi disosiasi secara langsung. Namun, jika disosiasi dipicu oleh gangguan lain seperti depresi atau kecemasan, dokter mungkin akan meresepkan obat antidepresan atau anti-kecemasan untuk membantu menstabilkan kondisi emosional Anda.

Disosiasi adalah kondisi yang menyakitkan dan membingungkan, namun bukan sesuatu yang tak bisa diatasi. Dengan pemahaman yang benar dan bantuan profesional, Anda bisa secara perlahan mendapatkan kembali perasaan “Saya adalah saya.”

Mengurangi rasa sakit dan belajar untuk menghadapinya adalah dua kunci penting dalam proses penyembuhan. Jadi, jangan ragu untuk mencari bantuan medis atau psikologis bila Anda merasa sering “terlepas” dari diri sendiri.

Ingatlah, disosiasi adalah mekanisme bertahan hidup, tetapi hidup yang utuh dimulai saat Anda berani menghadapi luka itu dengan sadar.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here