Studio Ghibli dikenal dengan animasi menawan, cerita penuh makna, dan detail yang luar biasa. Tapi di balik keindahan visual dan narasi magis itu, ternyata banyak easter egg tersembunyi yang hanya bisa ditemukan oleh mata yang jeli. Salah satu rahasia mengejutkan film Ghibli yang jarang diketahui publik adalah keterkaitan diam-diam antara dua mahakarya legendaris: Nausicaä of the Valley of the Wind (1984) dan Laputa: Castle in the Sky (1986). Meskipun terlihat memiliki dunia yang berbeda, ada satu makhluk kecil yang menyatukan keduanya—tupai rubah.
Tupai Rubah: Makhluk Kecil dengan Koneksi Besar
Buat para penggemar setia Studio Ghibli, karakter Tet, tupai rubah kecil yang setia menemani Nausicaä, mungkin sudah tak asing lagi. Ia adalah makhluk lucu dengan wajah menyerupai rubah, ekor lebat seperti tupai, bulu kuning bergaris cokelat, dan mata hijau menyala. Dalam film Nausicaä, Tet bukan sekadar hewan peliharaan. Ia adalah simbol penting dari keharmonisan manusia dan alam. Hubungan batinnya dengan Nausicaä memperlihatkan pesan mendalam tentang koeksistensi dan empati terhadap makhluk hidup lain.
Namun yang mengejutkan, makhluk serupa juga muncul—walau hanya sekilas—di film Laputa. Tepatnya di adegan taman gantung Laputa, ketika robot-robot menjaga kehijauan taman di langit, seekor makhluk kecil yang sangat mirip Tet terlihat berlarian di dekat mereka. Jika kamu tidak memperhatikan dengan saksama, mungkin saja kamu akan melewatkannya.
Baca Juga:
- Sir Beckham! David Beckham Resmi Sandang Gelar Kehormatan dari Raja Charles
- The Oakbar: Destinasi Tersembunyi Bergaya Speakeasy & Coffee Lounge di Tengah Jakarta
- Punya Rumah Dekat Kota Kini Mungkin! Ini Dia Rumah Subsidi Tipe 18 m²
Dunia yang Sama atau Imajinasi Miyazaki?
Kemunculan tupai rubah di dua film ini memunculkan teori menarik di kalangan penggemar. Apakah Nausicaä dan Laputa sebenarnya berlatar di dunia yang sama? Apakah Hayao Miyazaki sengaja menyisipkan simbol-simbol kecil sebagai penghubung antar kisah?
Tidak hanya tupai rubah yang menjadi benang merah antara kedua film. Desain Prajurit Dewa Raksasa dalam Nausicaä juga sangat mirip dengan robot penjaga di Laputa. Keduanya berbentuk humanoid, memiliki aura kuno, dan menjaga sesuatu yang suci: alam. Hal ini seakan menunjukkan kesinambungan visi Miyazaki dalam membangun dunia-dunia fantasi—selalu menekankan pentingnya hubungan antara teknologi, manusia, dan alam.
Meski belum pernah dikonfirmasi secara resmi oleh Ghibli, teori ini menjadi bagian dari keseruan bagi para penggemar untuk terus mengeksplorasi semesta ciptaan Miyazaki. Studio Ghibli memang dikenal suka menyisipkan “trik tersembunyi”, simbol, dan callback antar film yang tidak dijelaskan secara eksplisit. Hal ini memberikan kedalaman lebih bagi siapa saja yang ingin menyelami dunia Ghibli lebih dalam.
Detail Kecil, Makna Besar
Salah satu kekuatan utama Studio Ghibli adalah kemampuannya menghadirkan detail-detail kecil yang bermakna besar. Seperti tupai rubah yang hanya muncul beberapa detik di layar, tapi mampu membangun teori penggemar selama puluhan tahun. Hal ini menunjukkan betapa setiap elemen di film Ghibli dibuat dengan penuh perhatian dan cinta.
Ketika kamu menonton ulang Laputa: Castle in the Sky, cobalah untuk lebih jeli. Perhatikan sekitar taman Laputa, lihat bagaimana robot berinteraksi dengan alam, dan mungkin kamu akan menemukan kembali makhluk kecil yang menautkan dua kisah besar ini.
Pesona Abadi Dunia Ghibli
Dari Tet di Nausicaä hingga kemunculan tupai rubah di Laputa, kita bisa melihat bahwa Studio Ghibli bukan hanya menciptakan film, tapi juga dunia penuh misteri yang terus hidup di benak penontonnya. Apakah kedua film itu benar-benar terjadi di dunia yang sama atau hanya berbagi visi yang sama, semua kembali pada interpretasi masing-masing penonton. Yang pasti, rahasia-rahasia kecil seperti ini membuat pengalaman menonton Ghibli selalu terasa magis dan penuh kejutan.
