Home Health FDA Resmi Setujui Obat Pencegahan HIV ‘Lenacapavir’, Harga Masih Jadi Kendala!

FDA Resmi Setujui Obat Pencegahan HIV ‘Lenacapavir’, Harga Masih Jadi Kendala!

452
0
FDA Setujui Suntikan Lenacapavir Untuk Pencegahan HIV, Harga Masih Jadi Kendala!
Foto ilustrasi: Freepik
Mercure

Urbie’s! Dunia medis baru saja mencetak sejarah penting dalam upaya pencegahan HIV. Pada tanggal 18 Juni 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) resmi menyetujui lenacapavir, obat pencegahan HIV terbaru yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal California, Gilead Sciences. Kabar ini bukan hanya membangkitkan harapan baru, tetapi juga membuka lembaran baru dalam perjuangan global melawan virus yang telah merenggut jutaan jiwa sejak awal epidemi.

Berbeda dengan obat pencegah HIV sebelumnya yang harus diminum setiap hari, lenacapavir—yang dipasarkan dengan nama dagang Yeztugo—cukup diberikan melalui suntikan sekali setiap enam bulan. Dengan efektivitas lebih dari 99,9% dalam mencegah infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja, lenacapavir dianggap setara dengan vaksin super dalam melindungi tubuh dari virus mematikan ini.

Obat yang Bisa Mengubah Permainan

Pencegahan HIV bukanlah hal baru. Sejak lebih dari satu dekade lalu, dunia medis sudah mengenal PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis), namun keterbatasan bentuk konsumsi harian membuat tingkat kepatuhan pasien rendah. Di sinilah lenacapavir menjadi game-changer. Bayangkan, hanya dengan dua kali suntik dalam setahun, kamu sudah terlindungi dari HIV—praktis, efisien, dan sangat menjanjikan untuk jangka panjang.

Namun, di balik gebrakan ini, ada satu masalah besar: harga.

Masalah Harga: Ancaman bagi Akses Global

Hingga saat ini, Gilead belum mengumumkan secara resmi harga Yeztugo. Tapi berdasarkan prediksi para analis, harganya diperkirakan sekitar $25.000 per tahun, atau sekitar Rp400 juta. Sebagai pembanding, lenacapavir untuk pengobatan HIV saat ini dijual dengan harga $39.000 per tahun. Jika digunakan sebagai pencegahan, harga tersebut kemungkinan akan diturunkan. Tapi, apakah cukup?

Andrew Hill, peneliti dari Universitas Liverpool, Inggris, menyoroti bahwa dengan harga lebih dari $20.000 per tahun, Yeztugo akan sangat sulit diakses bahkan oleh negara-negara maju. “Lenacapavir tidak akan berdampak besar secara global jika harganya tetap segitu,” tegasnya.

Menariknya, tim peneliti yang dipimpin Hill memperkirakan bahwa biaya produksi massal lenacapavir sebenarnya hanya sekitar $25 per orang per tahun. Ini berarti, ada potensi besar untuk menurunkan harga secara drastis agar lebih banyak orang bisa mendapatkan akses, terutama di negara-negara berkembang yang masih menjadi episentrum penyebaran HIV.

Baca Juga:

Dorongan dari Aktivis Kesehatan

Tak butuh waktu lama, para aktivis kesehatan global pun mulai angkat suara. Mereka mendesak Gilead untuk menurunkan harga Yeztugo secara signifikan agar obat ini benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai solusi skala besar dalam pencegahan HIV global. Sebab, jika hanya dinikmati segelintir orang di negara kaya, tujuan utama mengakhiri penyebaran HIV secara global akan sulit tercapai.

Langkah FDA ini memang patut diapresiasi, tapi perjalanan masih panjang. Persetujuan hanyalah awal. Tantangan selanjutnya ada pada distribusi, akses, dan tentunya kebijakan harga yang berkeadilan.

Harapan Baru, Tantangan Baru

Urbie’s, dunia kini punya senjata baru melawan HIV. Dengan Yeztugo, kita satu langkah lebih dekat menuju generasi bebas HIV. Namun harapan ini hanya akan menjadi kenyataan jika obat ini tersedia dan terjangkau oleh semua kalangan, bukan hanya segelintir orang yang mampu membayar mahal.

Saat ini, dunia sedang menunggu langkah selanjutnya dari Gilead—akankah mereka memilih keuntungan semata, atau mau turut ambil bagian dalam perubahan besar bagi kemanusiaan?

Swiss-Belexpress Kuta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here