Home Highlight Gerakan Wisata Bersih di Lovina: Langkah Konkret Menuju Bali yang Lebih Bersih...

Gerakan Wisata Bersih di Lovina: Langkah Konkret Menuju Bali yang Lebih Bersih dan Merata

43
0
Gerakan Wisata Bersih di Lovina: Langkah Konkret Menuju Bali yang Lebih Bersih dan Merata
Urbanvibes

Bali tak hanya identik dengan pantai eksotis di bagian selatan seperti Kuta, Seminyak, atau Nusa Dua. Potensi luar biasa juga tersebar di wilayah utara, barat, hingga timur. Inilah semangat yang diusung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui peluncuran Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng. Program ini bukan sekadar aksi bersih-bersih, tapi merupakan inisiatif nyata untuk mewujudkan pariwisata yang lebih berkualitas, merata, dan berkelanjutan di seluruh penjuru Bali.

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa hadir langsung dalam kegiatan ini. Ia menyoroti isu yang selama ini menjadi perbincangan: overturisme. Menurutnya, yang terjadi di Bali bukanlah kelebihan jumlah wisatawan, melainkan ketimpangan distribusi kunjungan yang terlalu terpusat di Bali Selatan. “Padahal banyak daerah lain di Bali yang memiliki potensi luar biasa. Untuk itu, kita perlu strategi untuk mendistribusikan kunjungan wisata, salah satunya dengan memperkenalkan kembali destinasi di Bali Utara melalui gerakan ini,” jelas Wamenpar.

Pantai Lovina dipilih karena posisinya yang strategis sebagai pusat aktivitas wisata Bali Utara, serta dukungannya dalam skema paket wisata 3B—Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara. Program ini menargetkan 10% wisatawan Bali untuk diarahkan ke wilayah utara dan barat melalui jalur masuk Banyuwangi. Dengan GWB sebagai gerakan pemantik, Wamenpar berharap citra Bali Utara dapat meningkat, sekaligus mengurangi beban destinasi populer di Bali Selatan.

Menurut Ni Luh Puspa, kebersihan menjadi elemen dasar dalam pengalaman wisata yang baik. Banyak keluhan yang ia terima sejak awal menjabat, terutama soal fasilitas umum yang kotor dan tidak nyaman. Dari sinilah ide GWB lahir. “Pengalaman pertama wisatawan, apakah tempatnya bersih atau tidak, itu bisa langsung menentukan kenyamanan mereka. Maka dari itu, kita bergerak dari hal yang paling dasar: menciptakan destinasi yang bersih dan sehat,” ujarnya.

Baca Juga:

Dalam implementasinya, GWB bukan hanya soal membersihkan pantai dari sampah. Kegiatan ini juga meliputi edukasi kepada masyarakat dan wisatawan, penyediaan tempat sampah yang ramah lingkungan, hingga sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan. Tujuan besarnya adalah meningkatkan daya saing destinasi Indonesia dalam aspek health and hygiene seperti yang menjadi indikator dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).

Kegiatan bersih-bersih di Lovina melibatkan lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri, akademisi, komunitas lokal, hingga masyarakat umum. Sampah yang terkumpul tidak hanya dibuang, tetapi dipilah dan dikirim ke Tempat Pengolahan Sementara (TPS) untuk diolah secara terpadu. Ini menunjukkan bahwa GWB bukan kegiatan seremonial semata, tapi membawa dampak nyata bagi lingkungan.

Wamenpar juga mengungkapkan visinya agar GWB menjadi gerakan rutin yang dilakukan secara berkala di berbagai destinasi. “Saya bermimpi, kalau setiap destinasi yang diaktivasi GWB bisa melakukan kegiatan bersih-bersih minimal sebulan sekali. Tidak hanya masyarakat dan pelaku industri, tetapi juga mengajak wisatawan ikut ambil bagian,” ungkapnya penuh semangat.

Dalam acara tersebut, sejumlah tokoh penting turut hadir, di antaranya Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Provinsi Bali, Wayan Ekadina; Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa; serta perwakilan industri pariwisata dan komunitas lingkungan seperti Sungai Watch dan Atourin Teknologi Nusantara. Hadir pula jajaran internal Kementerian Pariwisata termasuk Sekretaris Kemenpar Bayu Aji, Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Hariyanto, serta Direktur Politeknik Pariwisata Bali Ida Bagus Putu Puja.

Langkah ini menjadi bukti komitmen Kemenpar dalam membangun ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Bali tak hanya soal indahnya pantai dan budaya yang eksotis, tapi juga soal bagaimana menjaga kebersihan, kenyamanan, dan kelestarian alamnya. Gerakan Wisata Bersih di Lovina menjadi awal yang baik untuk membuka lembaran baru: pariwisata Bali yang merata, bersih, dan membanggakan.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here