Home Highlight Menteri Pariwisata: Perayaan Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran Momen Lestarikan Tradisi Jawa

Menteri Pariwisata: Perayaan Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran Momen Lestarikan Tradisi Jawa

18
0
Menteri Pariwisata: Perayaan Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran Momen Lestarikan Tradisi Jawa
Menteri Pariwisata: Perayaan Malam 1 Sura Pura Mangkunegaran Momen Lestarikan Tradisi Jawa. Foto: Kemenpar
Urbanvibes

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menghadiri penyelenggaraan Malam Satu Sura sebagai penanda pergantian tahun Jawa yang diselenggarakan oleh Pura Mangkunegaran, Kamis malam (26/6/2025). Menteri Pariwisata Widiyanti hadir mengenakan busana jawi jangkep, berupa kebaya Kartini hitam polos berlengan panjang dan jarik batik.

Dalam keterangannya, Menteri Pariwisata Widiyanti berharap perayaan Malam Satu Sura di Pura Mangkunegaran menjadi momen yang bermakna bagi masyarakat sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya.

“Perayaan Malam Satu Sura ini menjadi bentuk upaya melestarikan dan memperkuat tradisi budaya Jawa. Seiring dengan itu, perayaan ini juga bisa menjadi daya tarik wisata budaya yang unik, menarik kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk menyaksikan serta ikut serta dalam tradisi ini,” kata Menteri Pariwisata.

Baca Juga:

Malam Satu Sura, atau malam tahun baru dalam penanggalan Jawa, dipandang sakral oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Tradisi ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga mengandung nilai spiritual dan ritual. Perayaan ini dinilai menjadi momen refleksi diri dan penyelarasan batin dengan Tuhan dalam menyongsong tahun yang baru.

Rangkaian acara perayaan Malam Satu Sura mencakup Kirab Pusaka, yakni prosesi arak-arakan yang melibatkan benda-benda pusaka keraton atau pura yang dianggap sakral dan memiliki nilai historis-spiritual. Kirab resmi diberangkatkan dan dipimpin oleh Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwo Suryonegoro.

Hal yang membedakan kirab tahun ini adalah pemadaman seluruh lampu penerangan, baik di area Pamedan Pura Mangkunegaran maupun sepanjang rute kirab. Hanya cahaya temaram dari lampu minyak yang dibawa peserta kirab yang menyinari jalannya prosesi.

Dalam kirab, peserta melakukan ritual Laku Tapa Bisu, yakni berjalan kaki mengelilingi kompleks Pura Mangkunegaran tanpa berbicara, tanpa alas kaki, dan tanpa aktivitas, sebagai simbol pengendalian diri dan pencapaian keseimbangan batin. Usai Kirab, pusaka dalem dikembalikan ke Dalem Ageng, lalu dilanjutkan dengan tradisi rebutan air kembang bekas jamasan pusaka.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here