Home Health Peneliti Ungkap Jamur Kuno ‘Aspergillus flavus’ Yang Tumbuh di Makam Tutankhamun Punya...

Peneliti Ungkap Jamur Kuno ‘Aspergillus flavus’ Yang Tumbuh di Makam Tutankhamun Punya Potensi Obati Leukimia

371
0
Peneliti Ungkap Jamur Kuno 'Aspergillus flavus' Yang Tumbuh di Makam Tutankhamun Punya Potensi Obati Leukimia
Iustrasi foto: freepik
Mercure

Kutukan yang menyembuhkan—ungkapan itu barangkali tak pernah terasa seironi ini. Jamur Aspergillus flavus mematikan yang dulu diyakini menjadi penyebab kematian misterius para penjelajah makam Raja Tutankhamun, kini justru membuka pintu harapan baru dalam dunia medis, khususnya dalam pengobatan kanker darah seperti leukemia.

Makam Raja Tutankhamun, yang ditemukan pada tahun 1922, selalu diselimuti aura mistis. Sejumlah anggota tim arkeologi yang terlibat dalam pembukaannya meninggal dunia secara misterius. Fenomena ini memicu legenda tentang “kutukan mumi”. Namun di balik cerita horor itu, sains kini menguak sisi lain yang tak kalah mencengangkan.

Jamur Aspergillus flavus, yang diyakini tumbuh di dalam makam dan disebut-sebut sebagai biang keladi infeksi paru-paru fatal pada para penjelajah, kini menjadi subjek penelitian ilmiah penting. Para peneliti dari University of Pennsylvania berhasil mengisolasi senyawa molekul baru dari jamur ini, yang dinamai asperigimycins.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Chemical Biology pada 23 Juni ini benar-benar mengejutkan. Dari tiga jenis senyawa yang berhasil diekstraksi, dua di antaranya dapat membunuh sel leukemia tanpa perlu modifikasi tambahan. Sementara itu, senyawa ketiga yang dikombinasikan dengan rantai lemak (lipid) menunjukkan efektivitas yang sebanding dengan sitarabin, obat kemoterapi standar yang telah disetujui FDA untuk pengobatan leukemia myeloid akut (AML).

“Jamur memberi kita penisilin. Dan sekarang, jamur dari makam Tutankhamun memberi kita secercah harapan baru,” ungkap Shelley Gao, profesor madya di bidang teknik kimia dan bioteknologi, yang memimpin riset ini. Menurutnya, asperigimycins bekerja dengan cara menghambat pembentukan mikrotubulus, struktur penting dalam pembelahan sel kanker.

Baca Juga:

Mikrotubulus sendiri adalah komponen vital yang membantu sel membelah dan berkembang biak. Dalam sel kanker, proses ini terjadi tak terkendali. Dengan mengganggu proses pembentukan mikrotubulus, pertumbuhan sel kanker dapat dihentikan atau diperlambat. Temuan ini pun menjadi terobosan besar di tengah upaya mencari pengobatan yang lebih efektif dan alami dalam melawan kanker.

Tak hanya membuka kemungkinan untuk terapi baru, penemuan ini juga menggugah pemikiran kita tentang potensi sumber daya alam yang belum tergali. “Masih banyak obat yang menunggu ditemukan dari bahan alami,” tambah Gao. Penelitian terhadap jamur, mikroorganisme, dan organisme purba kini kembali menjadi fokus, mengingat jejak masa lalu ternyata menyimpan potensi masa depan.

Dari kisah horor kutukan makam kuno, kini dunia beralih menatap cerita yang jauh lebih inspiratif—kisah tentang bagaimana sesuatu yang dianggap membawa kematian, justru menawarkan kehidupan. Raja Tutankhamun mungkin telah mati ribuan tahun lalu, namun makamnya kini memberi napas baru bagi ilmu pengetahuan dan pengobatan modern.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here