Hi Urbie’s! Siapa yang nggak kenal Studio Ghibli, rumah dari animasi legendaris karya Hayao Miyazaki yang selalu berhasil bikin kita larut dalam dunia magis, penuh detail, dan sarat emosi? Tapi kali ini, mari kita bicara tentang karya yang sedikit berbeda dari biasanya, tapi tetap punya sentuhan ajaib ala Ghibli—yep, kita sedang membicarakan Ronja the Robber’s Daughter!
Mungkin beberapa dari kamu belum terlalu familiar dengan judul ini. Tapi tenang, Urbie’s, karena setelah baca artikel ini, bisa jadi kamu bakal langsung masuk ke dunia Ronja dan enggan keluar!
Kisah Eropa dalam Sentuhan Jepang
Ronja atau Sanzoku no Musume Rōnya adalah adaptasi dari novel klasik asal Swedia karya Astrid Lindgren, sang pencipta Pippi Longstocking. Cerita ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 dan sudah menjadi legenda literatur anak-anak di Eropa.
Dan menariknya, adaptasi anime ini digarap oleh Goro Miyazaki, putra dari maestro Hayao Miyazaki. Meski punya gaya penyutradaraan sendiri, Goro tetap membawa Ronja ke dalam semangat Ghibli—penuh petualangan, emosi, dan pesan-pesan filosofis tentang keluarga, alam, dan keberanian.
Romeo dan Juliet Versi Anak Bandit?
Di tengah hutan belantara yang lebat dan indah, berdiri sebuah kastil tua yang menjadi markas sekelompok bandit. Dari sinilah lahir Ronja, putri dari kepala bandit yang tumbuh dalam alam liar dan dikelilingi oleh makhluk-makhluk magis yang tak bisa kamu temukan di buku biologi manapun.
Tapi konflik mulai muncul saat Ronja bertemu dengan Birk, anak dari kelompok bandit rival—ya, musuh bebuyutan ayahnya sendiri! Mirip banget kan sama Romeo and Juliet? Tapi bedanya, Ronja dan Birk nggak jatuh cinta dalam tragis. Justru mereka memilih jalur persahabatan yang mengubah jalan cerita, menguji loyalitas dan nilai-nilai yang diajarkan orang tua mereka.
Alam, Magi, dan Makna Kemandirian
Yang membuat Ronja berbeda dari kebanyakan anime adalah cara anime ini memperlakukan alam sebagai karakter utama. Hutan yang magis bukan hanya latar belakang, tapi juga tempat tumbuh, tempat belajar, dan tempat di mana Ronja membentuk identitasnya. Di tengah kabut, badai, makhluk hutan yang misterius seperti rumpnissar (makhluk hutan kecil) dan grisnabbars (binatang bersayap), Ronja belajar arti keberanian dan kebebasan.
Baca Juga:
- Bo Bragason & Benjamin Evan Ainsworth Didaulat Jadi Zelda dan Link di Film Live-Action ‘The Legend of Zelda’
- Australia Luncurkan Visa Iklim Pertama di Dunia untuk Warga Tuvalu
- Kampung Haji Indonesia Segera Hadir di Makkah, Diplomasi Prabowo untuk Jemaah Nusantara
Di balik kisah petualangan ini, terselip tema kemandirian anak perempuan—bahwa menjadi kuat tidak harus dengan kekerasan, dan menjadi pemimpin bukan hanya soal kuasa, tapi tentang empati.
Ronja Gaya Visual dan Musik yang Membumi
Berbeda dari film Ghibli yang biasa digambar tangan, Ronja the Robber’s Daughter dihadirkan dengan gaya CGI cel-shaded. Meski menuai pro dan kontra, gaya ini berhasil menciptakan tekstur dunia hutan yang hidup dan dinamis. Setiap dedaunan, kabut, bahkan cahaya matahari yang menyusup di antara pepohonan, terasa nyata dan memikat.
Ditambah dengan musik latar khas Nordik yang dikerjakan dengan penuh hati, pengalaman menonton Ronja jadi makin imersif. Rasanya seperti masuk ke dalam dongeng klasik, tapi dengan jiwa baru yang lebih relevan buat generasi sekarang.
Ronja, Untuk yang Ingin Bertualang dan Berani Berbeda
Buat kamu yang tumbuh bersama kisah-kisah seperti Princess Mononoke atau Nausicaä of the Valley of the Wind, Ronja adalah pelengkap yang sempurna. Tapi bahkan untuk kamu yang baru mulai menyelami dunia Ghibli atau animasi dengan nuansa Eropa, Ronja menawarkan sesuatu yang fresh namun tetap akrab.
Pesan utamanya jelas: bertumbuh bukan berarti harus ikut aturan lama. Kadang, kamu harus keluar dari tembok rumah, menghadapi hutan, bertemu yang asing, dan menemukan jalanmu sendiri.
Jadi, Urbie’s… apakah kamu siap menjelajahi hutan terlarang bersama Ronja? Siapkan selimut, teh hangat, dan waktumu untuk menikmati serial ini. Karena sekali masuk ke dunia Ronja, kamu bakal menemukan bagian dari dirimu yang mungkin sempat terlupakan: jiwa petualang yang penuh rasa ingin tahu.