Home Highlight Reformasi Demokrasi: Inggris Turunkan Usia Pemilih Jadi 16 Tahun, Ini Alasannya!

Reformasi Demokrasi: Inggris Turunkan Usia Pemilih Jadi 16 Tahun, Ini Alasannya!

182
0
Reformasi Demokrasi: Inggris Turunkan Usia Pemilih Jadi 16 Tahun, Ini Alasannya!
Mercure

Hi Urbie’s! Ada kabar besar dari negeri Ratu Elizabeth yang bisa dibilang cukup berani dan bersejarah. Pemerintah Inggris baru saja mengumumkan keputusan yang akan mengubah wajah demokrasi mereka: mulai sekarang, batas usia pemilih akan diturunkan dari 18 tahun menjadi 16 tahun. Yup, remaja usia 16 tahun sekarang sah dan legal untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilu nasional!

Pengumuman ini disampaikan pada 17 Juli 2025, dan langsung menjadi perbincangan hangat, bukan cuma di Inggris tapi juga di dunia internasional. Pasalnya, langkah ini menjadikan Inggris sebagai salah satu negara dengan usia pemilih termuda di dunia—sebuah gebrakan dalam dunia politik global.

Keputusan ini merupakan janji lama dari Partai Buruh, yang sejak sebelum berkuasa sudah mengusung reformasi demokrasi sebagai salah satu prioritas utamanya. Perdana Menteri Keir Starmer pun menegaskan bahwa memberikan suara pada usia 16 tahun adalah langkah logis dan adil. Dalam pernyataannya, Starmer bilang, “Jika mereka sudah cukup umur untuk membayar pajak, maka mereka juga harus punya suara dalam menentukan bagaimana uang itu digunakan dan kebijakan apa yang dijalankan pemerintah.”

Namun seperti reformasi besar lainnya, langkah ini tentu nggak lepas dari kontroversi. Sejumlah pihak menilai penurunan usia pemilih sebagai strategi politik yang menguntungkan Partai Buruh. Banyak yang percaya bahwa pemilih muda cenderung lebih berpihak pada partai-partai berhaluan kiri-tengah, seperti Partai Buruh. Alhasil, muncul tudingan bahwa perubahan ini dilakukan demi keuntungan elektoral, bukan demi kepentingan demokrasi.

Baca Juga:

Walaupun begitu, dari sisi partisipasi politik, keputusan ini patut diapresiasi. Demokrasi Inggris disebut sedang dalam krisis, salah satunya karena rendahnya partisipasi pemilih di kalangan muda. Dengan memberikan hak pilih sejak usia 16 tahun, diharapkan muncul semangat baru di kalangan generasi muda untuk lebih terlibat aktif dalam politik dan masa depan negaranya. Gak cuma itu, langkah ini juga membuka ruang bagi diskusi yang lebih inklusif tentang hak dan kewajiban warga negara.

Saat ini, baru segelintir negara yang mengizinkan anak usia 16 tahun memilih di pemilu nasional. Austria menjadi negara Uni Eropa pertama yang menerapkannya sejak 2007. Selain itu, negara-negara seperti Argentina, Brasil, Ekuador, dan Kuba juga telah lebih dulu memberikan ruang bagi suara muda di pemilu mereka. Kini, Inggris masuk dalam daftar itu—dan bisa jadi membuka jalan bagi negara-negara lain untuk mempertimbangkan langkah serupa.

Tentu saja, agar aturan ini benar-benar bisa dijalankan, parlemen Inggris harus mengesahkan rancangan undang-undangnya terlebih dahulu. Tapi dengan dukungan mayoritas dari Partai Buruh, kemungkinan besar RUU ini akan melenggang mulus.

Jadi, Urbie’s, apakah ini awal dari gelombang demokrasi baru yang lebih muda dan lebih inklusif? Atau justru akan menimbulkan polemik panjang di kalangan politik Inggris? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, keputusan ini telah membuka pintu bagi remaja untuk punya suara yang sah dalam membentuk masa depan negara mereka.

Swiss-Belexpress Kuta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here