Home News Kolaborasi Demi Liburan Aman: Kemenpar Gelar FGD Soal Keamanan dan Keselamatan Wisata

Kolaborasi Demi Liburan Aman: Kemenpar Gelar FGD Soal Keamanan dan Keselamatan Wisata

198
0
Kolaborasi Demi Liburan Aman: Kemenpar Gelar FGD Soal Keamanan dan Keselamatan Wisata
Mercure

Hi Urbie’s!
Kamu pasti setuju dong, kalau liburan itu nggak cuma soal destinasi yang indah, tapi juga harus safe and sound. Nah, demi menjamin pengalaman wisata yang aman dan nyaman, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) baru saja menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Keamanan dan Keselamatan Wisata” pada 22 Juli 2025 lalu. Diskusi ini bukan sekadar obrolan formal biasa, tapi langkah konkret untuk menyerap aspirasi, memperkuat kolaborasi, dan tentunya membangun citra Indonesia sebagai destinasi wisata yang bertanggung jawab dan terpercaya di mata dunia.

FGD ini melibatkan banyak pihak penting, mulai dari Kementerian dan Lembaga terkait, hingga komunitas pariwisata dan pelaku industri. Tujuannya satu: membangun sistem keselamatan wisata yang menyeluruh, dari gunung sampai laut, dari minuman hingga penyelamatan darurat.

Menjawab Tantangan dari Travel Advice Luar Negeri

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Mohamad Paham, menegaskan bahwa beberapa negara seperti Australia dan Inggris telah mengeluarkan travel advice yang menyoroti sejumlah insiden wisata di Indonesia, mulai dari kecelakaan saat mendaki, aktivitas air, hingga keamanan minuman beralkohol.

“Kalau kita nggak tangani dengan serius, hal ini bisa bikin destinasi unggulan kita jadi diragukan. FGD ini jadi langkah strategis untuk menjawab tantangan itu,” ujar Martini.

Melalui diskusi ini, Kemenpar berharap lahirnya kebijakan seperti Surat Keputusan Bersama (SKB) lintas kementerian yang fokus pada peningkatan keamanan dan keselamatan pariwisata. Nggak cuma itu, rencana aksi bersama dan kampanye publik juga akan dirancang demi membentuk safety culture yang lebih kuat.

Setiap Daerah Punya Tantangan Sendiri

Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo, menyampaikan bahwa tiap destinasi wisata di Indonesia memiliki risiko dan krisis khas masing-masing. Itulah kenapa pendekatannya harus customized. Misalnya, destinasi laut butuh alat keselamatan dan personel lifeguard yang memadai, sedangkan daerah pegunungan butuh pelatihan SAR lokal.

“Kita nggak bisa terus-terusan mengandalkan Basarnas atau BNPB. Golden time dalam evakuasi itu sempit, jadi SDM lokal juga harus siap siaga,” tegas Fadjar.

Fadjar juga mengingatkan soal regulasi penting: Pasal 45 dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 yang mengharuskan penyedia jasa wisata untuk memiliki SDM bersertifikat di bidang pencarian dan pertolongan. Ini bukan formalitas, tapi penyelamat nyawa.

Baca Juga:

3 Sesi Diskusi, 3 Isu Krusial

FGD dibagi menjadi tiga sesi utama:

  1. Manajemen Keselamatan Wisata Perairan
    Di sesi ini, Direktur Kesiapsiagaan BASARNAS memaparkan pentingnya mitigasi di wisata air, seperti pelampung standar, lifeguard tersertifikasi, dan sistem evakuasi cepat. Dinas Pariwisata Bali, Balawista Nasional, dan ASITA turut memberikan tanggapan dan masukan.
  2. Keselamatan Wisata Pendakian Gunung
    Diisi oleh perwakilan dari Kementerian Kehutanan, sesi ini menekankan perlunya regulasi rute, logistik darurat, serta pelatihan untuk operator tur pendakian. APGI, ASTINDO, dan Dinas Pariwisata NTB menambahkan perspektif dari lapangan.
  3. Praktik Mixology yang Aman dan Bertanggung Jawab
    Isu ini dibahas bersama BPOM, Diageo Indonesia, dan IFBEC. Direktur Diageo Indonesia, Dendy Borman, menegaskan pentingnya praktik penyajian minuman alkohol yang aman dan terhindar dari risiko metanol. Program DrinkIQ juga jadi contoh edukasi publik yang konsisten dan berdampak.

Sinergi adalah Kunci Keberlanjutan Pariwisata

Di akhir diskusi, semua pihak sepakat bahwa keselamatan bukan tanggung jawab satu lembaga saja. Butuh sinergi antara pemerintah, swasta, komunitas, hingga wisatawan itu sendiri. Komitmen bersama ini akan diterjemahkan dalam bentuk aksi nyata: penguatan regulasi, peningkatan kapasitas SDM, perbaikan infrastruktur keselamatan, hingga kampanye publik yang inklusif dan berkelanjutan.

Urbie’s, sektor pariwisata Indonesia bisa tumbuh lebih kuat dan dipercaya dunia kalau kita semua saling peduli dan berkontribusi. So, next time kamu traveling, ingat ya: liburan yang keren adalah liburan yang aman!

Swiss-Belexpress Kuta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here