Home Highlight The Illinois: Gedung Supertinggi yang Gagal Dibangun tapi Menginspirasi Burj Khalifa

The Illinois: Gedung Supertinggi yang Gagal Dibangun tapi Menginspirasi Burj Khalifa

197
0
The Illinois: Gedung Supertinggi yang Gagal Dibangun tapi Menginspirasi Burj Khalifa
Foto frank lloyd wright foundation
Mercure

Hi Urbie’s!
Kamu mungkin sudah sering mendengar soal megahnya Burj Khalifa di Dubai, pencakar langit tertinggi di dunia saat ini. Tapi tahukah kamu kalau jauh sebelum itu—tepatnya pada tahun 1956—seorang arsitek legendaris asal Amerika, Frank Lloyd Wright, pernah merancang gedung yang bahkan lebih tinggi dan lebih futuristik dari Burj Khalifa? Nama gedung itu adalah “The Illinois.”

Wright bukan hanya ingin membangun sebuah menara tinggi. Ia membayangkan sebuah kota vertikal setinggi 2,4 kilometer—lebih dari dua kali tinggi Burj Khalifa—yang bisa menampung lebih dari 100.000 orang! Visi ini dilengkapi dengan rencana transportasi super canggih: lift bertenaga nuklir yang bisa melaju 1,6 kilometer per menit (tiga kali lebih cepat dari lift tercepat saat ini!), ruang parkir untuk 15.000 mobil, dan bahkan tempat pendaratan untuk lebih dari 100 pesawat. Iya, kamu nggak salah baca: pesawat.

“The Illinois” dirancang bukan cuma sebagai simbol teknologi, tapi juga sebagai perwujudan dari harmoni antara alam dan struktur buatan manusia. Wright mengambil inspirasi dari akar pohon—bagian paling kokoh dari tanaman—untuk menciptakan inti bangunan yang mampu menahan tekanan angin ekstrem. Inti struktur ini bahkan direncanakan memanjang 15 lantai ke bawah tanah, seperti versi terbalik dari Menara Eiffel.

Baca Juga:

Eksteriornya dirancang dari logam dan kaca, menghasilkan tampilan yang jauh lebih modern dari arsitektur khas Wright yang cenderung organik dan menyatu dengan alam. Namun sayangnya, meskipun sudah ada konsep dan rencana lengkap, proyek ini tidak pernah terwujud karena keterbatasan teknologi dan biaya pada masa itu.

Tapi Urbie’s, mimpi besar nggak pernah benar-benar mati. Baru-baru ini, arsitek asal Spanyol, David Romero, membuat rendering 3D dari “The Illinois,” dan hasilnya bikin kita membayangkan bagaimana megahnya gedung ini seandainya dibangun. Dengan visual digital itu, impian yang nyaris terlupakan kini kembali hidup, seolah mengajak kita kembali membayangkan masa depan dari masa lalu.

“The Illinois” tetap menjadi ikon arsitektur yang belum selesai, tapi pengaruhnya begitu besar. Ia membuktikan bahwa imajinasi bisa melampaui zaman, dan bahwa visi arsitektur bukan hanya soal batu dan baja, tapi tentang bagaimana kita ingin hidup dan berkembang dalam lingkungan urban yang terus berubah. Tak heran, banyak yang menyebutnya sebagai pendahulu spiritual Burj Khalifa.

Siapa sangka, proyek yang tidak pernah dibangun ini justru meninggalkan warisan besar? Dari sketsa ke mimpi, dan kini ke dunia digital—“The Illinois” adalah simbol bahwa imajinasi arsitektur tak punya batas.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here