Hi Urbie’s! Bagi Gen Z, traveling bukan cuma soal “healing”. Ini soal vibes yang pas, foto yang estetik, dan momen yang bisa viral di TikTok. Memasuki tahun 2025, gaya liburan anak muda ini tak lagi sekadar tren—ia telah jadi peta baru bagi industri pariwisata. Dari konser pop dunia sampai desa wisata yang mendadak hits, arah liburan kini ditentukan oleh jempol dan algoritma.
Gen Z: Bukan Hanya Traveler, Tapi Trendsetter
Gen Z lahir di era digital, besar dengan Instagram, dan sekarang hidup di TikTok. Mereka bukan lagi wisatawan yang pasif—mereka aktif mencari, memilih, lalu memengaruhi orang lain lewat konten.
Menurut survei Agoda terhadap 1.500 Gen Z di Asia, 20% responden mengaku menjadikan TikTok sebagai sumber utama inspirasi liburan. Ini menggeser peran platform seperti Google atau bahkan blog traveling konvensional.
Baca Juga:
- Zaskia Sungkar Ungkap Pentingnya Nutrisi Anak untuk Generasi Emas 2045
- Gaya Traveling Gen Z versi Agoda: Viral di TikTok, Konser, dan Tren Wisata 2025 Tak Biasa
- Kenshi Yonezu Hadirkan ‘1991’ sebagai Lagu Tema “5 Centimeters per Second,” Intip Trailer Terbarunya!
“Gen Z mencari keaslian dan pengalaman yang bisa dibagikan. Mereka nggak cari tempat mainstream, tapi tempat yang aesthetic, unik, dan belum terlalu ramai,” ujar Gede Gunawan, Senior Country Director Agoda untuk Indonesia saat konferensi pers “Perayaan 20 Tahun Agoda dalam Mendekatkan Dunia melalui Traveling,” di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Festival Tradisional, Tapi Viral: Fenomena Pacu Jalur di Riau
Salah satu bukti kekuatan Gen Z adalah lonjakan kunjungan ke Festival Pacu Jalur di Riau. Biasanya festival ini identik dengan budaya lokal yang niche. Tapi setelah viral lewat tren TikTok “Aura Farming”, minat wisatawan langsung melonjak 35%.
“Dulu pengunjungnya mostly lokal. Tapi sekarang banyak anak muda dari Jakarta dan Bandung yang datang karena lihat konten festival ini di FYP mereka,” ungkap salah satu pelaku pariwisata di Riau.
Viralitas semacam ini mengubah cara kita memandang promosi destinasi. Tak perlu kampanye besar-besaran—cukup satu video TikTok yang relatable dan destinasi bisa jadi primadona semalam.

Konser Musik Jadi Magnet Traveling Baru
Satu hal lagi yang menggerakkan Gen Z untuk traveling: konser. Dan bukan sembarang konser—konser artis dunia seperti Coldplay dan Taylor Swift.
Pada Januari 2024, konser Coldplay di Singapura tercatat meningkatkan pencarian akomodasi via Agoda sebanyak 8,7 kali lipat. Bahkan konser Taylor Swift mendorong peningkatan hingga 100 kali lipat dari wisatawan Thailand, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.
Tren ini menunjukkan bahwa traveling sekarang tak selalu soal tempat, tapi juga soal momen. Gen Z rela menabung, membeli tiket jauh-jauh hari, dan terbang lintas negara demi pengalaman yang tak bisa diulang.

Traveling Spontan, Tapi Terencana Berkat Teknologi
Meski tampak impulsif, gaya liburan Gen Z justru sangat terbantu dengan teknologi. Platform seperti Agoda kini menghadirkan Connected Trip—konsep perjalanan terintegrasi yang memungkinkan pengguna memesan hotel, tiket pesawat, dan aktivitas hanya dalam satu aplikasi.
Selain itu, teknologi AI membantu mempercepat proses pengambilan keputusan. Ada fitur ringkasan ulasan otomatis, chatbot properti, hingga peningkatan kualitas foto hotel agar pengguna tak perlu scroll panjang saat mencari tempat menginap.
“Gen Z itu cepat dan praktis. Mereka ingin semua serba langsung dan simpel. Agoda menjawab itu lewat teknologi yang terus berkembang,” tambah Gede Gunawan.

Destinasi Favorit Gen Z di 2025
Berdasarkan data Agoda, berikut beberapa destinasi yang mencatat lonjakan popularitas tinggi berkat pengaruh media sosial dan minat Gen Z:
- Labuan Bajo: naik 107% setelah pembukaan rute langsung dari Singapura dan Kuala Lumpur.
- Dieng, Garut, Bandar Lampung: destinasi sekunder yang naik daun karena konten eksplorasi lokal.
- Bali & Surabaya: Bali tetap primadona, sementara Surabaya dinobatkan sebagai destinasi musim panas paling terjangkau di Asia, dengan tarif hotel rata-rata Rp576 ribu/malam.
Gaya Liburan Gen Z: Hemat, Berkesan, dan Bertanggung Jawab
Menariknya, meski suka eksplorasi dan pengalaman unik, Gen Z juga lebih sadar lingkungan. Agoda mencatat bahwa makin banyak traveler muda yang memilih hotel dengan label ramah lingkungan atau mendukung program Eco Deals.
Baca Juga:
- Perbedaan Aurora Borealis vs Aurora Australis: Dua Fenomena Tarian Cahaya yang Membelah Bumi
- Whoosh Kembali Beroperasi Normal Usai Gempa, 62 Perjalanan per Hari Siap Layani Penumpang
- Panel Kepala Merak Terpasang di Monumen Reog Ponorogo, Siap Geser GWK Bali
Program ini telah menghimpun US$1,5 juta sepanjang 2025 untuk proyek pelestarian alam, termasuk konservasi satwa di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan restorasi mangrove di Bali.
TikTok Travel Agent Baru?
Mungkin terdengar berlebihan, tapi kenyataannya, TikTok dan media sosial lain kini berfungsi layaknya agen perjalanan. Gen Z tak perlu brosur—cukup scroll. Mereka tak butuh itinerary—cukup simpan video. Mereka tak menunggu waktu libur—karena gaya liburan kini tak harus panjang, asal berkesan dan bisa dibagikan.
Traveling gaya Gen Z adalah masa depan pariwisata: spontan, berbasis pengalaman, dan didorong oleh kekuatan digital.
Kalau kamu Gen Z atau merasa terinspirasi oleh mereka, sekarang saatnya melihat dunia dengan cara baru—lebih seru, lebih ekspresif, dan pastinya lebih “you”.