
Hi Urbie’s! Bayangkan sebuah desa terpencil yang diselimuti kabut, suara gamelan samar terdengar di kejauhan, dan bayangan misterius menyelinap di balik pepohonan. Suasana mencekam ini bukan sekadar kisah rakyat Nusantara, melainkan pengalaman nyata dalam bentuk game horor aksi yang kini siap mendunia. Yup, Indonesia akhirnya punya wakil baru di panggung internasional: Studio Separuh Interactive dengan karyanya AGNI: Village of Calamity, yang resmi tampil di Tokyo Game Show 2025.
AGNI: Village of Calamity Horor Lokal, Panggung Global
Nama Tokyo Game Show tentu bukan hal asing bagi pecinta gim. Event bergengsi tahunan ini menjadi rumah bagi para developer kelas dunia, dari raksasa industri Jepang hingga studio indie dengan ide-ide liar. Tahun ini, Indonesia menorehkan sejarah baru. Studio Separuh Interactive berhasil membawa AGNI: Village of Calamity menembus proses ketat CERO (Computer Entertainment Rating Organization), lembaga rating game resmi di Jepang.
Artinya, game ini diakui layak untuk dipamerkan sesuai regulasi Jepang, sebuah pencapaian besar mengingat betapa ketatnya standar mereka. Bukan cuma sekadar lolos seleksi, tapi juga membuktikan bahwa kualitas game Indonesia bisa bersaing di level internasional.
Sekilas Tentang AGNI: Village of Calamity
AGNI bukan sekadar game horor biasa. Studio Separuh Interactive memadukan atmosfer kelam khas nusantara dengan gameplay aksi penuh adrenalin. Pemain akan diajak menelusuri sebuah desa terkutuk, di mana setiap sudut menyimpan rahasia mengerikan.
Visualnya dibalut dengan nuansa gothic gelap, dipadu elemen budaya lokal yang membuatnya berbeda dari horor-horor mainstream. Bukan jumpscare murahan, melainkan horor psikologis yang menusuk rasa takut paling dalam.
Tak heran jika publik Jepang penasaran. Sebab, horor dengan sentuhan budaya Asia Tenggara masih jarang ditemui di pasar internasional. Ini menjadi peluang emas bagi AGNI untuk memikat hati gamer global.
Aturan Ketat Demi Keamanan Pemain
Meski tampil di Indie Arena Tokyo Game Show 2025, AGNI: Village of Calamity tak bisa dimainkan sembarangan. Pengunjung wajib menunjukkan identitas diri sebelum mencoba demo. Hal ini sesuai dengan aturan CERO terkait klasifikasi usia, demi memastikan game hanya dicoba oleh mereka yang cukup umur.
Buat Urbie’s yang terbiasa main game tanpa banyak syarat, mungkin aturan ini terasa ribet. Tapi di Jepang, regulasi semacam ini adalah bukti betapa seriusnya mereka melindungi konsumen, sekaligus menambah kredibilitas game yang dipamerkan.
Baca Juga:
- Serum Aja Nggak Cukup! Kulit Glowing Butuh Kerja Sama Hyaluronic Acid, Kolagen, dan Elastin
- Leonardo DiCaprio dan Jennifer Lawrence Bintangi Film Hantu Terbaru Martin Scorsese ‘What Happens At Night’
- Kenalan dengan Otrovert, Tipe Kepribadian Baru di Antara Introvert dan Extrovert
Respons Publik Jepang
Kehadiran AGNI di Tokyo Game Show langsung menyedot perhatian. Banyak pengunjung yang penasaran dengan tagline “Village of Calamity” yang terdengar asing namun memikat.
Media Jepang menyoroti keberanian developer Indonesia menghadirkan horor yang kental dengan nuansa budaya sendiri. “Ini seperti melihat sisi lain Asia yang belum pernah kami coba,” tulis salah satu portal gaming Jepang.
Bagi Studio Separuh Interactive, respons positif ini adalah awal dari perjalanan panjang. Mereka tidak hanya membawa nama sendiri, tetapi juga mengangkat bendera merah putih di salah satu panggung gaming terbesar di dunia.
Harapan untuk Industri Game Indonesia
Urbie’s, kehadiran AGNI di Tokyo Game Show 2025 jelas menjadi milestone penting bagi perkembangan industri game lokal. Selama ini, Indonesia sering kali dipandang sebelah mata dalam kancah gaming internasional. Padahal, bakat kreator kita tidak kalah dengan negara lain.
Kesuksesan Studio Separuh Interactive membuktikan bahwa dengan ide orisinal, kualitas produksi yang serius, serta keberanian untuk menembus pasar global, game Indonesia bisa mendapat tempat di hati gamer dunia.
Bahkan, ini bisa jadi pintu pembuka untuk karya-karya lain dari studio lokal. Siapa tahu, setelah AGNI, kita akan melihat lebih banyak game asal Indonesia dipamerkan di ajang internasional seperti E3, Gamescom, atau bahkan jadi trending di Steam.
Tokyo Game Show 2025 bukan sekadar panggung pamer game. Bagi Indonesia, ini adalah simbol pengakuan bahwa karya anak bangsa mampu bersaing dengan developer global. AGNI: Village of Calamity bukan hanya tentang horor kelam di sebuah desa fiksi, tapi juga tentang mimpi besar industri game lokal yang mulai menjadi nyata.
Jadi, Urbie’s, yuk dukung karya anak bangsa! Siapa tahu, suatu hari nanti kalian akan melihat nama Indonesia tidak hanya hadir di Tokyo Game Show, tapi juga menjadi trendsetter dunia gaming.



















































