Home Highlight Fenomena “Manusia Tikus” Jadi Tren di Tiongkok, Pemerintah Ambil Tindakan Tegas

Fenomena “Manusia Tikus” Jadi Tren di Tiongkok, Pemerintah Ambil Tindakan Tegas

249
0
Fenomena “Manusia Tikus” Jadi Tren di Tiongkok, Pemerintah Ambil Tindakan Tegas
Foto ilustrasi: Freepik
Urbanvibes

Halo Urbie’s, pernah dengar istilah “manusia tikus” yang lagi ramai di Tiongkok? Fenomena ini sedang jadi sorotan besar di media sosial, sampai bikin pemerintah turun tangan. Julukan ini disematkan pada anak-anak muda yang menghabiskan hampir seluruh waktunya di kamar, tidur sepanjang siang, bangun sore, makan makanan instan, lalu menghabiskan malam dengan main gim, nonton drama, atau sekadar scroll ponsel tanpa henti.

Bagi sebagian dari mereka, hidup dengan ritme terbalik antara siang dan malam dianggap cara untuk menghemat energi sekaligus mengambil jeda dari kerasnya tekanan hidup. Seorang perempuan yang rutin mengunggah video soal gaya hidup ini bahkan berkata, “Saya rasa tidak ada yang salah dengan menghemat energi di rumah. Saya hanya ingin bersantai sejenak.” Ungkapan sederhana ini ternyata mewakili keresahan banyak anak muda di Tiongkok yang merasa jenuh dengan persaingan hidup yang makin ketat.

Namun, semakin banyaknya konten bertema “manusia tikus” di platform sosial membuat pemerintah Tiongkok geram. Mereka khawatir tren ini menyebarkan citra pasif, mematikan semangat kerja keras, bahkan dianggap bisa mengganggu ketertiban sosial. Akhirnya, pada tanggal 22 lalu, pemerintah mengumumkan kampanye tindakan keras selama dua bulan terhadap konten yang dinilai memicu emosi negatif. Tak main-main, akun-akun yang kedapatan mengunggah video semacam itu bisa langsung ditutup.

Baca Juga:

Media lokal pun ramai membahas fenomena ini. Ada yang menilai langkah pemerintah penting untuk menjaga semangat generasi muda, tapi ada pula yang berpendapat bahwa tindakan tersebut terlalu berlebihan dan bisa membatasi kebebasan berekspresi. Seorang warga berkomentar, “Saya pikir ini ide bagus. Ada banyak informasi negatif, jadi saya harap dengan sedikit mengaturnya, semua orang akan menjadi lebih positif.” Namun ada juga yang menolak, “Saya tidak terlalu setuju. Sulit menentukan apa yang benar-benar pantas dihapus.”

Fenomena “manusia tikus” pada akhirnya bukan hanya sekadar tren malas-malasan di kamar. Ia jadi refleksi nyata dari tekanan sosial yang dirasakan anak muda di Tiongkok, sebuah bentuk perlawanan sunyi terhadap tuntutan kerja keras tanpa henti. Reaksi keras pemerintah pun seakan menandakan betapa gentingnya situasi ini.

Bagaimana menurutmu, Urbie’s? Apakah tren seperti ini murni gaya hidup baru yang wajar dijalani, atau justru tanda bahaya yang perlu segera diatasi?

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here