Home News Program Petani Keren FAO Digagas, GEF SGP Indonesia Berbagi dengan Puluhan ‘Bibit...

Program Petani Keren FAO Digagas, GEF SGP Indonesia Berbagi dengan Puluhan ‘Bibit Muda’

144
0
Program Petani Keren FAO Digagas, GEF SGP Indonesia Berbagi dengan Puluhan ‘Bibit Muda’
Program Petani Keren FAO Digagas, GEF SGP Indonesia Berbagi dengan Puluhan ‘Bibit Muda’. Foto: istimewa
Mercure

Hi Urbie’s!
Pernah kepikiran nggak kalau jadi petani itu bisa keren? Nah, lewat program “Petani Keren” yang digagas oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), pandangan itu kini mulai berubah. Program ini bukan sekadar pelatihan biasa, tapi gerakan nyata untuk menciptakan generasi muda yang tangguh, inovatif, dan siap membawa pertanian Indonesia ke arah yang lebih modern dan berkelanjutan.

Digelar di Jakarta pada Selasa (7/10), pelatihan intensif ini dirancang dengan pendekatan menyeluruh. FAO mengajak puluhan anak muda dari berbagai daerah di Indonesia untuk belajar langsung soal smart farming, agribisnis, hingga pertanian ramah lingkungan. Tujuannya jelas — mencetak “agripreneur keren”, sosok muda yang mampu mengelola pertanian bukan hanya sebagai pekerjaan tradisional, tapi sebagai bisnis masa depan yang menjanjikan.

Program ini juga mendapat dukungan kuat dari Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia, yang berbagi pengalaman soal strategi penghasilan tani berkeadilan. Kolaborasi antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) turut memperkuat semangat pelatihan ini. Semua pihak sepakat bahwa masa depan pertanian bergantung pada generasi muda yang berani berinovasi.

Ada sekitar 30 peserta berusia 17–29 tahun yang ikut dalam pelatihan ini. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Pekanbaru, Lampung, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat. Uniknya, latar belakang para peserta juga beragam. Ada yang berasal dari keluarga petani, tapi ada pula yang merupakan lulusan jurusan pertanian, agribisnis, dan agroteknologi. Perpaduan ini membuat suasana belajar jadi hidup dan interaktif, karena masing-masing membawa pengalaman dan ide berbeda.

Baca Juga:

Selain memahami teknologi pertanian modern, peserta juga dibekali kemampuan mengelola bisnis pertanian profesional — mulai dari perencanaan, produksi, hingga pemasaran. Artinya, mereka nggak cuma diajarkan menanam, tapi juga berpikir strategis bagaimana hasil pertanian bisa memberi nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Salah satu sesi menarik dibawakan oleh Sidi Rana Menggala, Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia sekaligus perwakilan Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL). Ia membagikan studi kasus tentang pengembangan pertanian lada yang berkeadilan dan berkelanjutan. Menurutnya, perubahan ke arah pertanian agroekologi atau organik bisa jadi solusi atas permasalahan petani lada yang selama ini harus menghadapi biaya tinggi dan masa tanam panjang. Dengan pupuk organik dan pestisida alami, kualitas tanah bisa pulih dan hasil panen lebih diminati pasar ekspor premium — meski jumlah panennya lebih sedikit, nilai jualnya justru lebih tinggi.

Program “Petani Keren” ini bukan hanya pelatihan, tapi juga simbol harapan baru. Harapan bahwa bertani bisa jadi profesi yang modern, berdaya saing, dan tetap peduli pada bumi. Seperti yang disampaikan Yusmanetti Sari, Food System Specialist FAO Indonesia, “Dengan keterlibatan aktif generasi muda, ketahanan pangan nasional bisa terjamin. Kita membangun fondasi yang kokoh bagi kemakmuran dan keberlanjutan Indonesia.”

Urbie’s, bisa jadi inilah saatnya anak muda memandang sawah bukan sekadar lahan, tapi masa depan. Karena jadi petani hari ini bukan lagi soal lumpur di kaki, tapi inovasi, teknologi, dan semangat mencintai tanah air dalam arti sesungguhnya.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here