Home Highlight Goodbye, Music Television! MTV Tutup Seluruh Channel Musik di Eropa

Goodbye, Music Television! MTV Tutup Seluruh Channel Musik di Eropa

62
0
MTV resmi akan menghentikan seluruh saluran musiknya di Eropa - sumber foto Istimewa
MTV resmi akan menghentikan seluruh saluran musiknya di Eropa - sumber foto Istimewa
Mercure

Hi Urbie’s! Bayangin, saluran yang dulu jadi ikon remaja di seluruh dunia, tempat kita nonton video klip favorit sambil ngerasain vibe musik dari berbagai zaman — kini tinggal kenangan. Setelah hampir 44 tahun mewarnai sejarah televisi musik, MTV resmi akan menghentikan seluruh saluran musiknya di Eropa.

Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Paramount Global, perusahaan induk MTV, melalui laporan BBC. Penutupan ini akan dilakukan bertahap sepanjang tahun 2025, dimulai dari kawasan Nordik dan berakhir di Inggris pada 31 Desember 2025.
Dengan begitu, tahun depan akan menjadi penanda berakhirnya satu babak penting dalam sejarah budaya pop dunia — sebuah era di mana video musik bukan hanya tontonan, tapi juga gaya hidup.

MTV: Dari Revolusi Layar Kaca ke Sunset Era

Dulu, MTV bukan sekadar channel TV. Ia adalah fenomena. Ketika diluncurkan pada tahun 1981, tagline-nya “I Want My MTV” jadi seruan global anak muda yang haus akan musik. Dari video perdana “Video Killed the Radio Star” oleh The Buggles, MTV langsung mengguncang dunia. Ia mengubah cara orang menikmati musik — bukan cuma lewat telinga, tapi juga mata dan emosi.

MTV memperkenalkan kita pada era di mana artis bukan hanya terdengar, tapi juga terlihat. Bayangin tanpa MTV, mungkin dunia nggak akan mengenal Michael Jackson dengan “Thriller”-nya, Madonna dengan penampilan nyentriknya, atau bahkan Nirvana yang merevolusi musik 90-an.

Tapi seiring waktu, gaya konsumsi musik berubah drastis. Orang-orang nggak lagi menunggu acara “Top 10 Music Video” di TV. Semuanya kini ada di genggaman — lewat YouTube, Spotify, atau TikTok.

Channel yang Akan Hilang Selamanya

Penutupan ini nggak cuma soal satu channel utama. Paramount Global memastikan bahwa semua jaringan musik MTV di Eropa akan berhenti siaran — termasuk:

  • MTV Music
  • MTV 80s
  • MTV 90s
  • Club MTV
  • MTV Live

Kelima saluran ini selama bertahun-tahun jadi rumah bagi penggemar musik lintas generasi. Dari nostalgia synth-pop 80-an, grunge 90-an, sampai club beats era 2000-an, MTV selalu punya ruang bagi setiap genre. Tapi kini, layar-layar itu akan gelap satu per satu.

Paramount menjelaskan, keputusan ini adalah bagian dari strategi bisnis untuk menyesuaikan diri dengan arah industri hiburan. “Kebiasaan menonton telah berubah. Orang-orang beralih dari TV ke platform digital dan streaming,” demikian pernyataan resminya.

Baca Juga:

Eropa Jadi Awal, Dunia Mungkin Menyusul

Untuk saat ini, rencana penutupan hanya berlaku di Eropa, termasuk Inggris. Belum ada kabar apakah wilayah lain seperti Amerika Serikat, Asia, atau Amerika Latin akan terkena dampaknya juga.

Namun, banyak analis industri meyakini bahwa langkah ini bisa jadi awal dari penutupan global. Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir, MTV memang lebih fokus pada konten reality show dan digital platform, seperti “Catfish,” “The Challenge,” dan “Ridiculousness,” ketimbang program musik.

Artinya, MTV yang dulu kita kenal — sebagai Music Television sejati — sudah lama berubah arah. Dan 2025 bisa jadi tahun di mana “M” di MTV benar-benar kehilangan maknanya.

Lebih dari Sekadar TV, MTV Adalah Budaya

Bagi banyak generasi, MTV bukan cuma channel musik. Ia adalah bagian dari perjalanan hidup — dari kaset VHS hingga YouTube, dari video “TRL” sampai “MTV Unplugged.” MTV adalah saksi bagaimana musik membentuk identitas remaja, tren fashion, dan bahkan gerakan sosial.

Bayangkan, tanpa MTV, mungkin kita nggak akan punya momen legendaris seperti Kurt Cobain di panggung “Unplugged”, Beyoncé di VMA 2011, atau Britney Spears dengan ular piton-nya. Semua itu bukan sekadar hiburan — mereka adalah fragmen sejarah budaya pop dunia.

Kini, ketika layar hitam itu menutup siarannya, kita seakan kehilangan bagian dari masa muda global. Tapi di sisi lain, musik tetap hidup — hanya saja, medianya berubah. Dari televisi ke layar ponsel, dari music video countdown ke algorithmic recommendation.

Akhir dari Era, Awal dari Evolusi

Bagi Urbie’s yang tumbuh di era digital, berita ini mungkin terdengar seperti nostalgia masa lalu. Tapi buat generasi yang sempat menyaksikan MTV di puncak kejayaannya, ini adalah momen emosional — semacam “goodbye” pada masa di mana musik disiarkan, bukan di-scroll.

MTV mungkin menutup pintunya, tapi warisannya nggak akan hilang. Ia telah menanamkan satu hal yang abadi: bahwa musik punya kekuatan untuk menyatukan dunia, lintas generasi dan layar.

Jadi, meskipun MTV akan memudar dari televisi, semangatnya akan terus hidup — di setiap video musik yang kamu tonton, di setiap lagu yang kamu putar, dan di setiap orang yang masih percaya bahwa musik bukan sekadar suara, tapi pengalaman.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here