Dian Pelangi Menenun Keindahan Songket Palembang lewat Koleksi “Ethereal Loom”

Hi Urbie’s! Nama Dian Pelangi selalu identik dengan keanggunan modest fashion yang berpadu dengan kekayaan budaya Nusantara. Kali ini, desainer yang dikenal dengan gaya berani bereksperimen itu kembali memukau lewat koleksi terbarunya bertajuk “Ethereal Loom”, yang diperkenalkan dalam ajang IN2MOTIONFEST 2025 di Jakarta.

Lewat koleksi ini, Dian menenun kisah baru untuk songket Palembang — kain tradisional yang sarat makna dan sejarah — menjadi busana kontemporer yang lembut, chic, dan effortlessly feminine.

“Saya ingin mengajak orang melihat songket dari sisi yang lebih ringan dan modern, tanpa kehilangan esensinya. Karena bagi saya, setiap benang dalam songket adalah doa dan warisan yang harus terus hidup,” ujar Dian Pelangi.

Benang Tradisi yang Ditenun Modernitas

Mengusung tema “Ethereal Loom”, koleksi ini merepresentasikan keseimbangan antara kemewahan budaya dan keanggunan masa kini. Seperti namanya, ethereal yang berarti lembut dan tak berwujud, Dian menciptakan kesan ringan melalui desain yang mengalir, dengan struktur tetap yang elegan.

Inspirasi datang dari arsitektur rumah limas Palembang dan filosofi ketenangan wanita Sumatera Selatan. Bentuk-bentuk flowy dan lembut berpadu dengan siluet longgar yang menonjolkan keanggunan alami perempuan Indonesia — tidak ketat, namun tetap berkarakter.

“Perempuan Palembang itu lembut tapi kuat. Itulah yang saya coba terjemahkan dalam potongan busana — ada kelembutan, tapi juga struktur yang tegas,” tambah Dian.

Material, Motif, dan Warna: Harmoni dalam Setiap Helai

Seluruh koleksi “Ethereal Loom” menggunakan songket asli Palembang, dikombinasikan dengan bordir halus, taburan payet lembut, serta layering tipis yang menciptakan efek transparan dan airy. Songket yang biasanya terasa berat kini tampil lebih ringan dan wearable untuk tampilan ready-to-wear deluxe.

Baca Juga:

• Kampung Kecil Hadir di Paramount Petals: Kuliner Nusantara dalam Nuansa Alam yang Asri
• Efek Minum Susu Berdasarkan Waktu: Beda Jam, Beda Manfaatnya!
• Inilah 5 Kiat Main Padel untuk Pemula Wanita Agar Aman dan Anti Cedera

Motif yang diangkat tetap mempertahankan filosofi songket — simbol kemuliaan, harapan baik, dan kemakmuran. Dian menjahit ulang makna-makna itu ke dalam gaya urban yang terasa timeless.

Warna-warna yang digunakan berpadu dalam palet soft pastel seperti dusty lilac, baby blue, champagne beige, blush pink, ivory, sage green, soft gold, dan mauve grey. Hasilnya? Sebuah harmoni visual yang tenang, lembut, dan memancarkan keanggunan abadi.

Siluet yang Berbicara tentang Kelembutan

Siluet longgar dan flowy menjadi benang merah koleksi ini. Dari flowy dresses, structured tunics, hingga long outerwear, semuanya mengalir tanpa kehilangan struktur. Ada keseimbangan antara kelembutan dan kekuatan, mencerminkan semangat wanita modern yang elegan dan mandiri.

Koleksi ini terdiri dari 8 look yang masing-masing menampilkan transformasi songket dalam narasi berbeda — dari potongan klasik hingga konstruksi modern yang inovatif.

Lebih dari Sekadar Busana

Bagi Dian Pelangi, “Ethereal Loom” bukan sekadar koleksi. Ia adalah bentuk penghormatan terhadap perempuan Palembang yang dengan sabar menjaga warisan budaya lewat tangan-tangan terampil penenun.

Dengan “Ethereal Loom”, Dian Pelangi sekali lagi membuktikan bahwa modest fashion tak hanya soal gaya berpakaian, tapi juga tentang identitas, budaya, dan perjalanan emosional di balik setiap kain. Sebuah harmoni antara masa lalu dan masa kini — lembut, anggun, dan penuh makna.