
Hi Urbie’s!
Kalau kamu termasuk pejuang Commuter Line setiap pagi dan sore, kamu nggak sendiri. Tahun 2025 jadi bukti nyata bahwa KAI Commuter bukan sekadar penyedia transportasi, tapi juga penggerak utama roda ekonomi di kawasan aglomerasi Jabodetabek. Dari Cikarang hingga Pondok Rajeg, geliat aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di sekitar jalur rel semakin terasa.
Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan di sejumlah stasiun wilayah penyangga. Stasiun Cikarang, misalnya, kini mencatat 5,52 juta pengguna hingga September 2025—naik 8,7 persen dibanding tahun lalu. Sementara Stasiun Tambun tumbuh 11,1 persen dengan total 3,54 juta pengguna. Tak mau ketinggalan, Stasiun Tigaraksa naik 7,3 persen dan Rangkasbitung meningkat 6,3 persen dari tahun sebelumnya. Angka-angka ini menandakan satu hal: Commuter Line semakin jadi pilihan utama masyarakat urban dan suburban untuk beraktivitas setiap hari.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, menegaskan bahwa tren ini menunjukkan kuatnya integrasi wilayah aglomerasi Jabodetabek. “Dengan harga tiket yang terjangkau, Commuter Line menjadi denyut nadi transportasi perkotaan yang memberikan kemudahan pergerakan masyarakat untuk aktivitas dan peningkatan perekonomian,” ujarnya. Tak hanya soal efisiensi, tapi juga pemerataan kesempatan. Dari pekerja kantoran, pelaku UMKM, hingga mahasiswa, semuanya mendapat manfaat dari transportasi publik yang mudah diakses ini.
Pertumbuhan pengguna Commuter Line ini juga beriringan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di sekitar stasiun. Kawasan seperti Cikarang, Tambun, dan Rangkasbitung kini berubah jadi titik pertumbuhan baru dengan maraknya ritel, hunian, dan bisnis lokal. Pemerintah pun terus mendukung mobilitas masyarakat lewat pembangunan fasilitas seperti underpass di Stasiun Tambun dan Cibitung, yang memperlancar pergerakan penumpang serta menambah kenyamanan saat beraktivitas.
Baca Juga:
- Krisdayanti Raih Medali Perak di World Kungfu Championships 2025, Diva Indonesia yang Menaklukkan Dunia!
- Fatin Shidqia Comeback dengan Album ‘Cerita Kita’: Kisah Keberanian dan Kejujuran…
- Film Baru ‘Jumanji’ Mulai Syuting November, Brittany O’Grady Jadi Wajah Baru di Dunia Petualangan
Salah satu contoh paling menarik datang dari Stasiun Pondok Rajeg. Setahun setelah kembali beroperasi pada Oktober 2024, stasiun ini sudah menunjukkan dampak besar. Dari awalnya melayani 24 perjalanan per hari, kini meningkat menjadi 32 perjalanan dengan volume pengguna yang naik hingga 50 persen—setara 42 ribu orang per bulan. Tak hanya mobilitas yang tumbuh, tapi juga ekonomi di sekitarnya. Kafe, warung, dan toko kecil mulai bermunculan, memberi warna baru bagi warga Depok dan sekitarnya.
Menurut Leza Arlan, Manager Public Relations KAI Commuter, tren ini adalah sinyal positif. “Transportasi berbasis rel telah menjadi penggerak terbentuknya kantong-kantong ekonomi baru, memperluas kesempatan kerja, sekaligus mengubah gaya hidup masyarakat menuju mobilitas yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan,” jelasnya.
KAI Commuter sendiri terus berinovasi lewat integrasi antarmoda, peningkatan fasilitas, dan sistem tiket digital untuk memudahkan perjalanan. Harapannya, Commuter Line bisa terus jadi pilihan utama masyarakat perkotaan yang ingin bergerak cepat, hemat, dan ramah lingkungan.
Dengan segala pencapaian ini, satu hal jadi jelas: Commuter Line bukan hanya alat transportasi, tapi simbol kemajuan mobilitas perkotaan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan aglomerasi Jabodetabek.





















































