Home Lifestyle Menilik Sukses IN2MOTIONFEST 2025 sebagai Panggung Modest Fashion Indonesia

Menilik Sukses IN2MOTIONFEST 2025 sebagai Panggung Modest Fashion Indonesia

182
0
Penutupan IN2MOTIONFEST 2025. (Foto: Dok. IN2MOTION 2025)
Urbanvibes

Hi Urbie’s! Ketika lampu panggung di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 meredup, yang muncul bukan hanya ekor runway biasa. Di acara puncak IN2MOTIONFEST 2025 (8–12 Oktober 2025, JIEXPO Convention Centre & Theater, Jakarta), ada suara, visi dan gerakan yang menggabungkan gaya urban dan makna mendalam.

“Tahun ini IN2MOTIONFEST mengusung pendekatan baru. Tidak sekadar sebuah platform showcase, tapi juga menjadi sebuah ekosistem pengembangan yang terintegrasi,” ujar Ali Charisma dari Indonesian Fashion Chamber (IFC).

Di sisi lembaga keuangan, Imam Hartono dari Bank Indonesia pun menegaskan: “Modest fashion bukan sekadar gaya, tetapi juga sebuah gerakan global yang membawa nilai etika, keberlanjutan, dan inklusivitas.”

Jumlah & Angka yang Mengesankan

Angka-angka memang bukan segalanya, tapi kadang menjadi cermin kemajuan. Tahun ini IN2MOTIONFEST menampilkan:

  • Lebih dari 1.785 koleksi karya dari 214 desainer lokal dan mancanegara.
  • Program Business Matching mencapai komitmen lebih dari Rp 8,9 miliar, dengan transaksi exhibition lebih dari Rp 7,2 miliar, dan inisiatif charity lewat clearance sale yang menghimpun > Rp 150 juta.
  • Area exhibition padat dengan lebih dari 90.955 pengunjung yang tak hanya menyaksikan, tapi juga membeli.
  • Rangkaian sesi FGD dan seminar yang membahas masa depan modest fashion bersama para pelaku industri, akademisi, dan komunitas.
Rumah Tenun Nadira – KPW BI Sibolga tampil di IN2MOTIONFEST 2025. (Foto: Dok. IN2MOTIONFEST 2025)

Wastra Nusantara dan Gaya Urban, Kombinasi yang Bersuara

Salah satu hal paling mencuri perhatian ialah penggunaan wastra tradisional—batik, songket, tenun ikat, ATBM (tenun bukan mesin)—yang dikemas ulang dalam kerangka modest fashion modern.

Desainer tak sekadar memamerkan motornya, mereka menyodorkan cerita: kain lokal sebagai bahan ide, kolaborasi dengan UMKM, identitas Indonesia sebagai pembeda di pasar global.

Menurut Imam Hartono, tantangan besar bagi industri ini bukan hanya produk, melainkan kapasitas pelaku usaha dan branding. “Produk harus inovatif, pelaku usahanya siap, dan branding modest fashion Indonesia perlu jadi memorabel,” jelasnya.

Maka tak heran, kolaborasi dengan produk lokal menjadi tema utama. Ali Charisma menjelaskan, “Desainer kita dorong untuk kolaborasi … produk lokal harus jadi bagian dari setiap looks yang ditampilkan.”

Gaya & Cerita di Balik Panggung

Berjalan di mats (karpet runway) IN2MOTIONFEST tak pernah sekadar menampilkan busana. Koleksi-koleksi mengangkat cerita: dari UMKM tenun di pelosok hingga brand urban yang mengejar keberlanjutan.
Parade karya seperti dari Deden Siswanto, Dian Pelangi, hingga desainer internasional dari Turki—Gökhan Yavaş—semuanya berbicara satu hal: modest fashion bisa stylish, bisa global, dan punya makna.

Dan untuk pembaca pecinta fashion urban: ini bukan cuma hijab atau pakaian “sopan” yang kaku. Modest fashion kini muncul sebagai gaya yang bisa kamu jalanin sehari-hari—di kafe, di pertemuan, bahkan di runway internasional—tanpa meninggalkan karakter.

Baca Juga:

Arah ke Depan: “One Campaign, One Movement”

Yang paling penting dari gelaran ini mungkin bukan sekadar hari-ini, tapi prospek ke depan. IN2MOTIONFEST tahun ini meneguhkan tiga pilar dasar: Modesty, Circular Modest Fashion System, dan Regeneratif—yang dijalankan lewat slogan “One Campaign, One Movement: Santun dalam Gaya, Bijak dalam Berkarya”.

Apikmen tampil di IN2MOTIONFEST 2025. (Foto: Dok. IN2MOTIONFEST 2025)

Modal praktis dari gerakan ini salah satunya: penerbitan buku “Modest Fashion Trend Forecasting (MFTF) Recode 2026/2027”. Buku ini akan jadi panduan strategis bagi perajin, UMKM, desainer, komunitas—agar karya kreatif bukan hanya estetis, tapi juga beretika, berdaya saing global, dan berkelanjutan.

Kenapa Ini Penting untuk Kamu, Pecinta Fashion Urban

  • Gaya dengan cerita: Kini busana urban bisa punya nilai lebih—misalnya memakai kain tenun lokal dengan cutting modern.
  • Tren berkelanjutan: Modest fashion bukan tren semata, tapi bagian dari gerakan fashion yang peduli lingkungan & etika.
  • Pelaku lokal naik panggung: Banyak UMKM dan desainer lokal yang kini dikaitkan dengan event besar—kesempatan eksplor gaya yang autentik.
  • Pasar global terbuka: Indonesia dianggap sebagai trend-setter modest fashion dunia—menjadi bagian dari perubahan berarti kamu juga mengenakan bagian dari cerita yang lebih besar.

Lebih dari Sekadar Fashion Show

Gelaran IN2MOTIONFEST 2025 bukan hanya soal lampu reflektor dan model berjalan catwalk. Ini tentang ekosistem: perajin, wastra, desainer, UMKM, akademisi, semua bergerak bersama.
Seperti yang diungkap Imam Hartono:

“Apa yang kita capai bersama selama lima hari ini sungguh luar biasa. Tetapi yang lebih penting adalah memastikan bahwa capaian ini tidak berhenti di sini. IN2MOTIONFEST harus terus hidup, dikembangkan, diperluas, dan diadopsi oleh semakin banyak pihak.”

Bagi kamu yang mencintai fashion urban, ini saatnya menyimak dan ikut dalam gerakan—memilih pakaian yang tidak hanya “tampil bagus”, tapi juga punya makna. Kita tunggu gelaran selanjutnya: IN2MOTIONFEST 2026—karena gaya yang bermakna tak pernah berhenti.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here