Hi Urbie’s! Pernah nggak sih kamu ngerasa terlalu “analog” buat disebut Millennial, tapi juga terlalu “digital” buat jadi Gen X? Kalau iya, bisa jadi kamu termasuk dalam kelompok langka bernama Xennials — generasi kecil yang tumbuh di masa kaset, radio, dan sepeda BMX, tapi dewasa bersama internet, email, dan ponsel pintar.
Menurut Unbelievable Facts, Xennials adalah kelompok mikro-generasi yang lahir antara 1977 hingga 1983. Mereka hidup di masa peralihan antara Generation X (lahir sekitar 1965–1980) dan Millennials (lahir sekitar 1981–1996). Yang membuat Xennials unik? Mereka mengalami dua dunia sekaligus — analog dan digital — secara real time.
Hidup di Era Kaset, Tapi Dewasa di Era Cloud
Bayangkan masa kecil di mana hiburan utama adalah radio dan TV tabung, seperti yang terlihat di foto hitam-putih di atas. Seorang anak dengan serius memutar tombol radio, berusaha menangkap siaran favoritnya — momen sederhana yang menggambarkan kehidupan sebelum semuanya berubah jadi serba digital.
Itulah dunia tempat Xennials tumbuh.
Mereka belajar sabar menunggu lagu kesukaan diputar di radio, atau menulis surat tangan sebelum mengenal email. Tapi di masa dewasa, mereka juga jadi saksi lahirnya Facebook, Gmail, hingga iPhone.
Xennials adalah generasi yang belajar mengetik di mesin tik, lalu beralih ke komputer Windows 95. Mereka pernah menghafal nomor telepon teman, sebelum akhirnya menyimpannya di kontak ponsel.
Bisa dibilang, mereka adalah generasi terakhir yang tahu rasanya hidup tanpa internet — tapi juga generasi pertama yang benar-benar memanfaatkannya.
Dari Analog ke Digital: Perjalanan Dua Dunia
Bagi Xennials, masa remaja berarti mixtape, pager, Walkman, dan rental VCD. Sementara masa dewasa mereka diisi dengan media sosial, Zoom meeting, dan Spotify.
Mereka tumbuh bersama suara khas dial-up internet, dan tahu betul sensasi menunggu koneksi tersambung (dan berharap nggak ada yang angkat telepon rumah). Tapi kini, mereka bisa streaming film di Netflix hanya dengan satu klik.
Baca Juga:
- Viral Isu “Pork Savor”, Ajinomoto Tegaskan: Produk Kami 100% Halal dan Bersertifikat Resmi
- Jelajahi Australia Barat: Destinasi Ramah Muslim dengan Kuliner Halal dan Petualangan Seru!
- “Ayo SADARI Setelah Menstruasi”, Gerakan Cinta Diri untuk Cegah Kanker Payudara
Generasi ini mengalami transformasi teknologi terbesar dalam sejarah manusia.
Mereka menyaksikan dunia beralih dari kaset ke Spotify, dari surat ke email, dari majalah ke media digital seperti UrbanVibes.id,
Dan karena itulah, Xennials sering disebut sebagai “The Lucky Ones” — generasi yang masih punya empati, kesabaran, dan keterampilan komunikasi dunia lama, tapi juga fleksibel menghadapi percepatan dunia digital.
Mentalitas Dua Generasi
Secara psikologis, Xennials sering digambarkan sebagai kombinasi stabilitas Gen X dan optimisme Millennials.
Mereka punya etos kerja kuat seperti generasi sebelumnya, tapi juga punya keinginan kuat untuk mencari makna dan keseimbangan hidup seperti generasi sesudahnya.
Saat Gen X terbiasa dengan sistem hierarki kantor dan Millennials sibuk mencari “passion”, Xennials ada di tengah: mereka realistis, tapi tetap punya idealisme.
Mereka tumbuh di masa krisis ekonomi 1998, menyaksikan awal mula startup era 2000-an, dan kini menduduki posisi penting di dunia kerja modern — dari kreator digital hingga pemimpin perusahaan.
Mereka bisa nostalgia dengan tape recorder, tapi juga tahu cara pakai AI tools.
Satu kaki di masa lalu, satu lagi di masa depan.
Nostalgia yang Tak Pernah Usai
Buat kamu yang lahir di antara 1977–1983, pasti tahu rasanya nunggu lagu di radio sambil siapin kaset kosong buat direkam. Atau momen ketika Yahoo Messenger jadi tempat curhat paling seru.
Tapi kamu juga nggak ketinggalan saat Instagram, YouTube, dan TikTok mulai menggantikan TV kabel.
Xennials hidup dengan dua versi dunia — masa kecil yang penuh kesederhanaan dan masa dewasa yang hiper-konektif.
Mereka belajar beradaptasi bukan karena pilihan, tapi karena waktu menuntutnya.
“Kami belajar main di luar rumah dan juga online. Kami menulis surat dan mengirim email. Kami adalah dua generasi yang jadi satu,” ungkap salah satu pengguna forum Xennial di Reddit yang menggambarkan perasaan banyak orang di generasi ini.
Xennials, Generasi yang Menjembatani Masa Depan
Di tengah dunia yang serba cepat berubah, Xennials adalah pengingat bahwa setiap inovasi punya akar masa lalu.
Mereka tahu bagaimana menghargai waktu tanpa notifikasi, tapi juga menikmati efisiensi dunia digital.
Dan mungkin, itu yang bikin mereka istimewa — generasi transisi yang menghubungkan nostalgia dan masa depan.
kamu termasuk Xennial nggak nih? Kalau iya, kamu beruntung — kamu tumbuh di masa yang punya “jiwa analog dan otak digital”.



















































