Home Highlight Malang & Ponorogo Resmi Jadi Kota Kreatif UNESCO 2025, Kebanggaan Baru dari...

Malang & Ponorogo Resmi Jadi Kota Kreatif UNESCO 2025, Kebanggaan Baru dari Jawa Timur

236
0
penetapan kota malang sebagai kota kreatif UNESCO - sumber foto Istock
penetapan kota malang sebagai kota kreatif UNESCO - sumber foto Istock
Urbanvibes

Hi Urbie’s! Dua kota di Jawa Timur baru saja mencatat sejarah penting di panggung dunia! Kabar membanggakan datang dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) yang pada peringatan World Cities Day 2025 menetapkan Kota Malang dan Ponorogo sebagai bagian dari 58 kota baru yang resmi bergabung dalam jaringan kota kreatif dunia.

Dengan pengakuan ini, Indonesia kini memiliki tujuh kota kreatif UNESCO, memperkuat posisi Tanah Air sebagai salah satu pusat inovasi budaya dan ekonomi kreatif di Asia Tenggara.

Ponorogo: Kota Reog yang Mendunia

Urbie’s pasti sudah tidak asing dengan Reog Ponorogo, kesenian megah yang sarat makna dan menjadi ikon budaya Indonesia. Nah, inilah alasan utama mengapa Ponorogo terpilih dalam kategori Crafts and Folk Art di jaringan UNESCO Creative Cities.

Kota ini dianggap sukses mempertahankan dan menghidupkan seni rakyat yang tidak hanya berakar kuat pada tradisi, tetapi juga berkembang melalui inovasi dan kreativitas lokal.

Di balik gemuruh kendang dan kibasan bulu merak Dadak Merak, terdapat ekosistem budaya yang hidup — para pengrajin topeng, pembuat kostum Reog, penari, hingga komunitas muda yang terus mengadaptasi Reog dalam bentuk kontemporer seperti pertunjukan modern, konten digital, hingga festival tahunan.

UNESCO menilai Ponorogo sebagai contoh nyata kota yang menjaga roh tradisi sambil beradaptasi dengan zaman.
Bukan hanya Reog, tetapi juga kerajinan tangan, batik khas, hingga karya kriya yang mewakili kekayaan seni rakyat.

“Penetapan ini bukan hanya pengakuan internasional, tapi juga tanggung jawab untuk terus menjaga identitas budaya lokal yang telah menjadi kebanggaan bangsa,” ujar salah satu pegiat budaya Ponorogo dalam wawancara usai pengumuman.

Malang, Pusat Kreativitas Digital dan Media Arts

Sementara itu, Kota Malang masuk dalam kategori Media Arts, bersanding dengan kota-kota besar dunia seperti Toronto, Busan, dan Lyon.
Tak lagi hanya dikenal sebagai kota pelajar dan destinasi wisata pegunungan, Malang kini menegaskan dirinya sebagai pusat kreativitas digital dan teknologi di Jawa Timur.

Bidang game development, digital storytelling, animasi, dan makerspace community menjadi kekuatan utama yang mendorong pengakuan UNESCO ini.
Komunitas kreatif di Malang tumbuh pesat, terutama dari kalangan muda yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan karya digital berkelas dunia.

Dari studio animasi independen, pengembang gim lokal, hingga ruang kolaborasi digital yang melibatkan seniman, programmer, dan desainer, semua menjadi bukti nyata bahwa kreativitas tak lagi hanya soal kanvas dan kuas—tapi juga tentang piksel dan kode.

“Malang bukan hanya tempat berkarya, tapi juga tempat di mana ide-ide masa depan dilahirkan,” kata salah satu anggota komunitas makerspace lokal.

UNESCO melihat potensi besar ini sebagai bagian dari ekosistem media arts yang berkelanjutan, di mana kolaborasi antara akademisi, industri, dan komunitas menjadi pendorong utama.

Baca Juga:

Indonesia Kini Punya 7 Kota Kreatif UNESCO Termasuk Malang

Dengan bergabungnya Malang dan Ponorogo, kini Indonesia resmi memiliki tujuh kota kreatif UNESCO, yaitu:

  1. Bandung – Design
  2. Pekalongan – Crafts and Folk Art
  3. Ambon – Music
  4. Jakarta – Literature
  5. Solo – Crafts and Folk Art
  6. Ponorogo – Crafts and Folk Art
  7. Malang – Media Arts

Setiap kota memiliki kekhasan yang mencerminkan keberagaman dan kekuatan budaya Indonesia.
Mulai dari desain modern di Bandung, musik etnik di Ambon, hingga kreativitas digital di Malang — semuanya menjadi mosaik yang menunjukkan bahwa kreativitas Indonesia tak pernah berhenti berkembang.

UCCN: Jaringan Dunia untuk Kota Kreatif

Sebagai informasi, UNESCO Creative Cities Network (UCCN) dibentuk pada tahun 2004 untuk mendorong kolaborasi antar kota di seluruh dunia dalam bidang ekonomi kreatif dan budaya.
Kota-kota yang tergabung di dalamnya diharapkan bisa berbagi pengalaman, memperkuat kerja sama lintas negara, dan mengembangkan kebijakan berbasis kreativitas.

Masuknya Malang dan Ponorogo bukan sekadar prestasi simbolik, melainkan peluang strategis untuk memperluas jejaring global — mulai dari promosi pariwisata, pertukaran budaya, hingga kerja sama industri kreatif internasional.

Babak Baru Kreativitas Jawa Timur

Hi Urbie’s, pengakuan ini bukan hanya milik dua kota, tapi milik kita semua.
Ponorogo menunjukkan bahwa akar budaya bisa menjadi kekuatan masa depan, sementara Malang membuktikan bahwa teknologi dan seni bisa bersinergi menciptakan inovasi tanpa batas.

Jadi, kalau kamu ingin melihat bagaimana tradisi dan teknologi bisa berpadu, datanglah ke Jawa Timur — tempat di mana Reog bertemu realitas digital, dan kreativitas tak kenal waktu.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here