Home News 250 Ton Beras Ilegal dari Thailand Diselundupkan ke Aceh? Pemerintah Gerak Cepat,...

250 Ton Beras Ilegal dari Thailand Diselundupkan ke Aceh? Pemerintah Gerak Cepat, Mentan: “Ini Sudah Direncanakan!”

19
0
ilustrasi 250 Ton beras ilegal Thailand - sumber foto Istock
ilustrasi 250 Ton beras ilegal Thailand - sumber foto Istock
Urbanvibes

Hi Urbie’s! Pernah nggak sih kamu dengar pepatah, “sepandai-pandainya beras disembunyikan, bau karungnya tetap tercium?” Nah, itu kayaknya cocok banget buat menggambarkan kejadian satu ini. Bayangin aja — 250 ton beras ilegal asal Thailand tiba-tiba ketahuan nongkrong manis di sebuah gudang di Sabang, Aceh, tanpa izin impor resmi dari pemerintah pusat.

Yang bikin heboh bukan cuma jumlahnya, tapi juga izin impornya udah keluar duluan sebelum rapat koordinasi pemerintah digelar!
Yes, kamu nggak salah baca — izin duluan, rapatnya belakangan.

Ditemukan 250 Ton Beras Ilegal di Sabang

Kejadian ini terungkap Minggu, 23 November 2025, waktu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dapet laporan tentang aktivitas mencurigakan di sebuah gudang milik PT Multazam Sabang Group.
Begitu dicek, ternyata beneran: 250 ton beras impor dari Thailand nongol tanpa izin resmi.

Nggak nunggu lama, Mentan langsung koordinasi sama Kapolda, Kabareskrim, dan Pangdam buat nyegel lokasi. Semua aktivitas dihentikan supaya beras itu nggak sempat keluar dari gudang.

“Laporan masuk pukul 14.00 WIB, dan langsung kami tindak. Tidak boleh beredar satu karung pun,” tegas Amran.

Cepat, tegas, dan penuh tanda tanya besar. Siapa yang berani main-main sama urusan pangan segede ini?

Izin Impor Keluar Sebelum Rapat?

Nah, bagian ini yang bikin publik garuk kepala.
Menurut Amran, izin impor beras dari Thailand sudah diterbitkan sebelum rapat koordinasi resmi soal impor beras digelar pada 14 November 2025 di Jakarta.

“Rapatnya tanggal 14, tapi izinnya sudah keluar sebelumnya. Berarti ini sudah direncanakan,” kata Amran tegas dalam konferensi pers di Jakarta.

Yang makin bikin gemas, setelah dicek ke semua jajaran di Kementerian Pertanian (Kementan) — dari Dirjen, Deputi, sampai Bapanas (Badan Pangan Nasional) — ternyata semua menolak impor beras di rapat tersebut. Tapi entah bagaimana, izin impor itu tetap aja keluar.

Amran bahkan langsung telepon Menteri Perdagangan buat konfirmasi. Jawabannya jelas: “Tidak ada izin dari Kemendag.”
Jadi, izin itu datang dari mana? Siapa yang main di balik layar? Pertanyaan besar yang sekarang sedang jadi PR aparat.

Jejak PT Multazam Sabang Group

Pemerintah menyebut perusahaan PT Multazam Sabang Group sebagai pihak yang diduga bertanggung jawab dalam kasus ini. Mereka disebut-sebut melakukan impor tanpa izin pemerintah pusat.
Kalau dugaan ini terbukti, bukan cuma sanksi administratif yang menanti, tapi juga pidana penyelundupan.

Tim investigasi kini bekerja bareng Polri dan TNI buat ngebongkar jalur masuk barang ilegal itu. Termasuk, siapa aja yang terlibat dan bagaimana izin palsu bisa terbit sebelum waktunya.

Stok Nasional Aman, Jadi Kenapa Harus Impor 250 ton beras?

Biar kamu nggak salah paham, pemerintah sebenarnya lagi nggak membuka keran impor beras.
Data terbaru menunjukkan stok beras nasional masih di angka 3,8 juta ton, cukup aman bahkan sampai awal 2026. Sebelumnya stok sempat menyentuh 4,2 juta ton, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Bapak Presiden Prabowo sudah menegaskan: tidak boleh impor karena stok kita cukup,” ujar Amran.
“Hari ini kami segel dan minta ditelusuri siapa pelaku-pelakunya.”

Artinya, kalau stok dalam negeri aja udah aman, buat apa maksa impor beras dari luar negeri?
Selain bisa ganggu harga beras lokal, langkah kayak gini juga bisa merugikan petani Indonesia yang lagi berjuang di tengah fluktuasi harga pangan global.

Baca Juga:

Pemerintah Tunjukkan Sikap Tegas

Kasus ini jadi alarm keras buat semua pihak: jangan main-main dengan urusan pangan.
Pemerintah jelas nggak mau kompromi — dari Kementan, Kemendag, sampai aparat penegak hukum, semuanya turun tangan buat memastikan kasus ini dibongkar tuntas.

Yang keren, respons cepat dari Mentan Amran menunjukkan bahwa transparansi dan ketegasan masih jadi kunci utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Apalagi di tengah situasi ekonomi global yang masih labil, langkah kayak gini penting banget buat memastikan beras — bahan pokok utama rakyat — nggak dijadikan komoditas permainan segelintir pihak.

Dari Sabang, Pesan untuk Indonesia

Bagi anak muda yang kadang merasa jauh dari isu-isu pangan, kasus ini sebenarnya relevan banget.
Karena urusan beras bukan cuma soal dapur, tapi juga soal keadilan, kedaulatan, dan keberlanjutan ekonomi.
Kita hidup di era di mana transparansi harus jadi budaya, bukan pilihan. Dan kalau urusan pangan aja bisa dimanipulasi, apa kabar sektor lainnya?

Kasus penyelundupan 250 ton beras ini ngasih kita satu pelajaran penting: kejujuran dan tanggung jawab itu nggak bisa disembunyikan, bahkan di balik karung beras sekalipun.
Sekarang, tinggal kita kawal sama-sama, supaya pelakunya benar-benar ketahuan dan Indonesia tetap berdiri kokoh — di atas hasil bumi dan kerja keras bangsanya sendiri.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here