Home Lifestyle Ketika Daun Jadi Karya: Somerset Kencana Jakarta Gelar Workshop Eco Pounding Bareng...

Ketika Daun Jadi Karya: Somerset Kencana Jakarta Gelar Workshop Eco Pounding Bareng Edith House

54
0
Ketika Daun Jadi Karya: Somerset Kencana Jakarta Gelar Workshop Eco Pounding Bareng Edith House
Ketika Daun Jadi Karya: Somerset Kencana Jakarta Gelar Workshop Eco Pounding Bareng Edith House. Foto: istimewa
Urbanvibes

Hi Urbie’s!
Jakarta kembali punya cerita inspiratif tentang bagaimana seni, komunitas, dan alam bisa berpadu indah dalam satu ruang kreatif. Pada 29 November 2025, Somerset Kencana Jakarta menggelar Workshop Eco Pounding yang berlangsung hangat, penuh antusiasme, dan dipenuhi energi positif dari para peserta. Kegiatan ini menjadi bagian dari Somerset Sustainability Passport Programme 2025, sebuah inisiatif global yang mengajak tamu maupun komunitas lokal untuk membangun gaya hidup berkelanjutan—mulai dari langkah kecil namun berdampak besar.

Tahun ini, Somerset Kencana Jakarta menggandeng Edith House, UMKM lokal yang dikenal sebagai rumah kreasi ecoprint berbasis keberlanjutan. Kolaborasi ini bukan hanya menampilkan seni sebagai medium ekspresi, tetapi juga menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana kreativitas dapat tumbuh sejalan dengan kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan manusia.

Sejak workshop dimulai, suasananya terasa intim dan penuh rasa ingin tahu. Para peserta—mulai dari tamu hotel, keluarga, komunitas kreatif, hingga pegiat seni dan lingkungan—diajak memahami lebih jauh tentang apa itu eco pounding, teknik dasar ecoprint yang memanfaatkan unsur-unsur alam seperti daun, bunga, dan batang untuk menjadi pigmen alami di atas kain. Lewat metode ini, setiap helai daun dan kelopak bunga ditata dengan komposisi tertentu, lalu dipukul perlahan menggunakan palu kayu untuk memunculkan warna alaminya.

Hasilnya? Motif unik yang tak dapat direplikasi, karena tiap tanaman memiliki karakter warna dan bentuk yang berbeda. Proses ini menjadi simbol keterhubungan antara pembuat karya dan alam, sekaligus mengajarkan bahwa keindahan dapat tercipta tanpa harus mengandalkan pewarna kimia.

Sebagai mitra utama, Edith House menghadirkan sudut pandang yang lebih luas: bahwa ecoprint bukan sekadar tren seni, melainkan bagian dari gerakan keberlanjutan modern. Berawal dari kepedulian terhadap limbah industri, Edith House memilih bahan baku alami seperti serat organik dan limbah kulit, memanfaatkan daun serta bunga dari alam Indonesia, sekaligus menerapkan prinsip produksi yang bertanggung jawab.

Baca Juga:

Mereka juga menciptakan ekosistem kreatif yang inklusif dengan melibatkan penjahit, pengrajin kulit, pengrajin patchwork, hingga teman-teman difabel dalam proses produksi. Prinsip 3P—Planet, People, Profit—diterapkan secara menyeluruh, memastikan ekosistem berkelanjutan yang tak hanya berorientasi pada karya, tetapi juga pada manusia dan lingkungan. Bahkan, prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) diaplikasikan dalam setiap tahapan, dari pemanfaatan ulang daun dan limbah pewarna alami hingga pengolahan sisa kain menjadi aksesori bernilai.

Selama workshop, para peserta bukan hanya diajari teknik eco pounding, tetapi juga diberikan wawasan mendalam tentang bagaimana praktik sederhana ini dapat mengurangi jejak lingkungan. Edith, pendiri Edith House, menjelaskan bagaimana daun yang sudah digunakan bisa diolah menjadi kompos, bagaimana limbah pewarna alami dapat diracik kembali, hingga cara memanfaatkan potongan kain menjadi produk kreatif lain. Banyak peserta yang tersadar bahwa keberlanjutan tidak selalu dimulai dari langkah besar—justru dari hal kecil yang dilakukan secara konsisten.

Residence Manager Somerset Kencana Jakarta, Bani Sasianto, menegaskan kembali komitmen properti terhadap keberlanjutan. “Workshop eco pounding ini bukan hanya tentang proses kreatif, tetapi tentang bagaimana kita memahami kembali hubungan kita dengan alam. Melalui Somerset Sustainability Passport Programme, kami ingin memberikan ruang bagi komunitas untuk terlibat dalam aktivitas yang bermakna dan berdampak positif,” ujarnya.

Pernyataan ini menjadi penanda bahwa Somerset Kencana Jakarta tak hanya ingin menjadi penyedia layanan perhotelan, tetapi juga motor penggerak dalam program-program yang memberikan nilai sosial dan lingkungan nyata bagi masyarakat.

Pada akhirnya, workshop eco pounding ini bukan hanya ruang belajar, tetapi ruang refleksi. Para peserta pulang dengan lebih dari sekadar karya seni—mereka membawa semangat baru untuk menghargai alam, menerapkan kebiasaan ramah lingkungan, dan menciptakan perubahan berkelanjutan dari hal-hal sederhana. Sebagai bagian dari jaringan global Somerset, Somerset Kencana Jakarta memastikan akan terus memperluas program-program berbasis keberlanjutan dan membuka peluang kolaborasi bersama komunitas lokal yang memiliki visi serupa.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here