Home News Kemenparekraf Mantapkan Sports Tourism sebagai Mesin Ekonomi Baru Indonesia

Kemenparekraf Mantapkan Sports Tourism sebagai Mesin Ekonomi Baru Indonesia

160
0
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat menjadi pembicara dalam “Indonesian Sports Summit 2025” di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta. Minggu (7/12/2025).
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat menjadi pembicara dalam “Indonesian Sports Summit 2025” di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta. Minggu (7/12/2025).
Urbanvibes

Jakarta, 7 Desember 2025 — Indonesia resmi memantapkan langkah besar menuju era baru pariwisata dengan menjadikan sports tourism sebagai kekuatan ekonomi yang potensial. Melalui pemaparan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam Indonesian Sports Summit 2025, pemerintah menargetkan penyelenggaraan event olahraga sebagai magnet wisata, memaksimalkan fasilitas ikonis di berbagai daerah, memanfaatkan tren gaya hidup sehat masyarakat, serta mendorong penyelenggaraan event berstandar internasional.

Di tengah riuh rendah Indonesia Arena, Senayan, suasana “Indonesian Sports Summit 2025” berubah menjadi lebih hangat ketika Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana naik ke panggung. Dengan lantang, ia menegaskan satu hal penting yang kini menjadi fokus besar pemerintah: menjadikan pariwisata olahraga sebagai mesin ekonomi baru Indonesia.

Sebagai negara dengan ratusan festival, event, dan destinasi, Indonesia terus mencari cara untuk meningkatkan daya saingnya. Dan tahun ini, sports tourism muncul sebagai bintang baru yang siap mendorong pertumbuhan ekonomi secara masif. “Dalam ekosistem pariwisata ada banyak travel theme yang bisa dikembangkan, dan sports tourism adalah salah satu yang paling menjanjikan. Kita punya modal besar,” ujar Menpar Widiyanti dalam sesi panel bertajuk Sports as Destination: Unlocking Indonesia’s Tourism Potential.

Olahraga sebagai Magnet Wisata Dunia

Widiyanti menyampaikan bahwa olahraga sudah lama menjadi daya tarik wisata global. Survei Expedia mencatat 44 persen wisatawan bersedia terbang ke luar negeri hanya untuk menghadiri event olahraga. Tak hanya datang, mereka juga dikenal sebagai wisatawan dengan pengeluaran tinggi, mencapai rata-rata 1.500 dolar AS setiap kunjungan.

UN Tourism bahkan menempatkan sports tourism sebagai penyumbang 10 persen dari total belanja wisata global sepanjang 2023. Lebih mencengangkan lagi, angka ini diprediksi tumbuh hingga 17,5 persen pada 2030. “Artinya, Indonesia harus bergerak cepat memanfaatkan peluang ini kalau tidak ingin tertinggal,” tegas Widiyanti.

Fasilitas Ikonis dan Potensi yang Belum Maksimal

Indonesia bukan negara asing dalam penyelenggaraan event olahraga. Dari ajang lari, balap sepeda, hingga turnamen internasional, deretan fasilitas olahraga nasional tersebar di banyak kota. Namun, tantangannya—menurut Menpar—adalah bagaimana mengemas fasilitas tersebut menjadi destinasi wisata yang hidup sepanjang tahun.

Ia memberikan contoh yang menggugah: Anfield Stadium di Liverpool. Stadion itu tidak tidur ketika pertandingan usai. Justru, museum tour, storytelling sejarah klub, hingga pengalaman interaktif menjadi magnet yang mendatangkan hampir 400 ribu pengunjung pada 2024. Pencapaian tersebut menempatkan Anfield dalam 10 persen destinasi terbaik dunia versi Tripadvisor dan menyabet titel UK’s Best Landmark 2024.

Inspirasi serupa mulai dicontoh di Indonesia. Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) kini tengah dibahas sebagai destinasi wisata olahraga oleh Pemkot Bandung, DPRD Jawa Barat, dan World Bank. Jika terealisasi, GBLA bisa menjadi model percontohan stadion modern yang hidup 365 hari setahun.

Gaya Hidup Sehat sebagai Pasar Baru

Sports tourism bukan semata soal atlet atau event besar. Data Nielsen 2025 menunjukkan bahwa 86 persen masyarakat Indonesia kini aktif menjaga kesehatan—angka yang jauh melampaui rata-rata global sebesar 70 persen. “Ini pasar yang sangat besar,” kata Widiyanti.

Tren hidup sehat ini membuka peluang event seperti lari marathon, triathlon, fun bike, yoga festival, hingga festival wellness. Semua kegiatan ini bukan hanya meningkatkan jumlah wisatawan, tetapi juga menciptakan pengalaman yang menggabungkan sport, healing, dan leisure—kombinasi yang semakin dicari para traveler masa kini.

Menpare mengapresiasi berbagai event yang sudah membuktikan potensinya, salah satunya Pocari Sweat Run Mandalika 2025. Event ini menarik lebih dari 9.000 peserta, dengan 70 persen di antaranya berasal dari luar Lombok. Dampaknya luar biasa: nilai ekonomi mencapai Rp85,5 miliar dan menggerakkan berbagai sektor, mulai dari hunian hotel, restoran, transportasi, hingga UMKM lokal.

Mendorong Konsistensi dan Standar Kelas Dunia

Widiyanti menegaskan bahwa keberhasilan sports tourism tidak hanya bergantung pada jumlah event, tetapi juga konsistensi dan kualitas penyelenggaraannya. “Event yang berkelanjutan memberikan manfaat ekonomi yang terus-menerus. Pengalaman peserta pun bisa diperluas, misalnya menggabungkan olahraga dengan musik atau festival budaya,” ujarnya.

Ia juga mendorong federasi dan klub olahraga untuk meningkatkan standar penyelenggaraan agar setara dengan event internasional. Sektor swasta, investor, dan komunitas olahraga disebut sebagai mitra kunci dalam memperkuat ekosistem sports tourism Indonesia.

Baca Juga:

Kontribusi Besar untuk Perekonomian Nasional

Optimisme itu bukan tanpa dasar. Tahun ini, pergerakan wisatawan nusantara diperkirakan tumbuh 18,89 persen dan wisatawan mancanegara naik 10,13 persen. Lonjakan ini akan menggerakkan belanja wisatawan, memperkuat aktivitas ekonomi lokal, dan pada akhirnya mendongkrak kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB hingga 3,96–4 persen.

“Indonesia punya peluang besar menjadikan sports tourism sebagai mesin ekonomi baru,” tegas Menpar Widiyanti. Ia mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun roadmap sports tourism yang terintegrasi, mulai dari pembangunan fasilitas hingga promosi global.

Di akhir pidatonya, Widiyanti menegaskan bahwa masa depan sports tourism bukan hanya tentang prestise, tetapi juga tentang kesejahteraan masyarakat. “Mari bersama-sama membangun masa depan sports tourism Indonesia. Masa depan yang membanggakan dan memberi manfaat nyata bagi bangsa.”

Turut hadir mendampingi Menpar, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, yang memastikan bahwa pemerintah siap bergerak bersama berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi ini.

Novotel Gajah Mada

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here