Hi Urbie’s, pernah nggak sih kamu merasa harga HP makin ke sini makin bikin kening berkerut? Ternyata bukan cuma perasaan kamu. Ada tanda-tanda besar kalau harga smartphone akan naik—dan kali ini bukan rumor receh dari forum teknologi, tapi langsung dari salah satu sosok penting di industri gadget global.
Beberapa hari lalu, lini masa X (Twitter) dibikin heboh oleh cuitan Francis Wong, Head of Product Marketing Realme Global. Bukan soal peluncuran HP baru, bukan juga bocoran fitur canggih, tapi justru sebuah peringatan untuk kita semua:
“Kalau mau beli HP, belilah sekarang. Apa pun mereknya.”
Kalimat yang terkesan simpel itu ternyata membawa alarm besar bagi dunia teknologi. Francis mengungkapkan bahwa selama satu dekade ia berkecimpung di industri smartphone, belum pernah sekalipun ia melihat kenaikan harga komponen setinggi ini. Dan kalau orang sepengaruh dia sudah bicara serius begitu, berarti memang ada badai besar yang sedang menuju industri smartphone.
Ada Apa dengan Harga Sparepart HP?
Untuk memahami kenapa Francis Wong sampai sounding hal krusial ini, kita harus melihat apa yang sedang terjadi di balik layar industri teknologi global.
Selama dua tahun terakhir, revolusi Artificial Intelligence (AI) melesat lebih cepat dari ekspektasi siapa pun. Perusahaan semikonduktor—yang biasanya memproduksi chip, DRAM, dan NAND Flash untuk HP serta komputer—kini sedang berbondong-bondong memindahkan fokus mereka ke produksi infrastruktur AI. Tidak tanggung-tanggung, sebagian mulai mengalihkan lini produksi, shift tenaga kerja, bahkan mengubah strategi bisnis jangka panjang mereka.
Industri AI saat ini haus akan komponen besar seperti HBM (High Bandwidth Memory), GPU kelas atas, server-grade RAM, hingga storage ultra cepat untuk training model raksasa. Permintaan terhadap perangkat-perangkat ini meningkat sangat tajam—bahkan beberapa produsen chip mengaku permintaan HBM naik lebih dari 200% dalam satu tahun.
Di sisi lain, industri smartphone dan komputer malah mengalami penurunan demand sejak pandemi berakhir. Akibatnya, banyak produsen semikonduktor merasa lebih menguntungkan untuk fokus ke pasar AI yang pertumbuhannya gila-gilaan.
Dan di sinilah masalahnya dimulai.
Produksi Komponen HP Menurun Drastis
Ketika kapasitas produksi semikonduktor dialihkan ke AI, otomatis manufaktur untuk komponen smartphone dan komputer ikut berkurang. Bukan cuma sedikit, tapi dalam skala besar. Komponen yang paling terdampak saat ini adalah memori, seperti:
- RAM untuk smartphone
- NAND Flash untuk penyimpanan
- DRAM untuk komputer
Dengan jumlah produksi yang lebih kecil, hukum pasar bekerja: produk makin langka, harga makin mahal.
Inilah yang dikeluhkan Francis Wong—kenaikan harga memori saat ini tidak normal. Jika biasanya kenaikan harga komponen berjalan bertahap, kini harganya bisa melesat dalam waktu singkat. Kondisi ini dapat membuat biaya produksi smartphone naik secara signifikan, dan ujung-ujungnya akan berdampak pada harga jual ke konsumen.
Merek Apa yang Bakal Terkena Dampak?
Menurut beberapa analis teknologi, tidak ada satu pun brand smartphone yang benar-benar aman dari gelombang kenaikan biaya produksi ini. Mulai dari Apple, Samsung, Xiaomi, Oppo, Realme, hingga brand kecil sekalipun akan terkena imbasnya. Alasannya sederhana: semua brand memakai komponen dari ekosistem semikonduktor yang sama.
Baca Juga:
- Katy Perry & Justin Trudeau Resmi Go Public di Instagram, Dunia Hebboh Lihat Momen Mesra di Jepang
- Cara Memilih Susu Pertumbuhan Anak: Nutrisi Tepat dan Belanja Online Aman
- Tips Popok Bayi Aman di Momen Hari Kesehatan Nasional
Smartphone kelas entry-level diperkirakan akan merasakan dampak paling besar, karena margin keuntungan mereka kecil. Ketika harga komponen naik, produsen tidak punya banyak ruang untuk menahan kenaikan harga. Sementara untuk flagship, peningkatan harga mungkin bisa ditahan, tapi tetap akan memengaruhi struktur biaya dan strategi produksi mereka.
Dalam beberapa bulan mendatang, bukan tidak mungkin harga smartphone akan merangkak naik secara bertahap.
Apakah Ini Pertanda “Krisis Chip” Jilid 2?
Urbie’s mungkin masih ingat betapa kacaunya industri gadget saat krisis chip global di tahun 2020–2022. Harga laptop melesat, stok HP menipis, dan beberapa produk jadi langka. Walaupun kondisi saat ini belum sampai pada level tersebut, sinyal-sinyal awalnya sudah mulai terlihat.
Berbeda dari krisis chip sebelumnya yang dipicu pandemi, kelangkaan komponen kali ini dipicu transisi industri menuju AI. Transisi ini bukan bersifat sementara—melainkan jangka panjang. Artinya, dampaknya bisa lebih besar dan bertahan lebih lama jika tidak ada penyesuaian produksi dari sektor semikonduktor.
Itulah sebabnya cuitan Francis Wong begitu penting. Ia bukan sedang melebih-lebihkan, tapi memberi gambaran bahwa perubahan besar sedang terjadi di industri yang selama ini terbiasa dengan keseimbangan supply dan demand yang stabil.
Jadi, Urbie’s Harus Beli HP Sekarang?
Kalau dalam waktu dekat kamu memang butuh HP baru—entah untuk kerja, kuliah, upgrade perangkat lama, atau sekadar pengen ganti mood—nasihat Francis Wong ini bisa jadi patokan yang cukup masuk akal. Saat harga komponen naik, harga smartphone biasanya mengikuti. Mungkin tidak langsung besok atau minggu depan, tapi efeknya akan terasa dalam beberapa kuartal ke depan.
Namun jika kamu tidak benar-benar butuh upgrade, kamu masih bisa menunggu dan melihat bagaimana harga bergerak dalam beberapa bulan mendatang.
Yang jelas, satu hal pasti: industri smartphone akan memasuki fase yang berbeda, dan kita sedang berada di babak awal perubahan itu.
Urbie’s, get ready. Dunia AI sedang tumbuh gila-gilaan, dan efeknya mulai kita rasakan sampai ke kantong sendiri. Stay tuned di urbanvibes.id buat update selanjutnya!





















































