Urbie’s, menjelang perayaan Natal, industri hiburan Korea kembali menghadirkan karya yang bukan hanya memanjakan mata dan telinga, tetapi juga menyentuh sisi emosional penontonnya. Pada 15 Desember pukul 20.35 KST, perusahaan produksi Dolphin Kidnappers resmi merilis video musik “The Christmas Song Part 1”, yang menjadi bagian pembuka dari seri konten orisinal bertajuk “Shin Woo Seok’s Urban Fairy Tale”.
Dinyanyikan oleh aktor sekaligus model ternama Byeon Woo Seok, video musik ini langsung mencuri perhatian sejak pengumuman perilisannya. Bukan tanpa alasan, proyek ini mempertemukan sejumlah nama besar lintas generasi dan industri, mulai dari Karina aespa, Jang Won Young IVE, hingga aktor kawakan Park Hee Soon dan Moon So Ri. Kombinasi tersebut menjadikan “The Christmas Song” lebih dari sekadar video musik musiman, melainkan sebuah film pendek bernuansa dongeng urban dengan pesan kemanusiaan yang kuat.
Cerita dalam video musik ini berfokus pada perjalanan hidup seorang anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya sejak kecil. Anak tersebut tumbuh dewasa dan memilih jalan hidup sebagai seorang pastor, membawa luka masa lalu yang belum sepenuhnya sembuh. Byeon Woo Seok memerankan karakter Pastor Vincenzio, sosok yang dibesarkan bukan oleh keluarga sedarah, melainkan oleh kasih sayang, empati, dan kebaikan orang-orang di sekitarnya. Perjalanan emosionalnya menjadi inti cerita, yang perlahan mengajak penonton memahami makna rekonsiliasi dan pengampunan.
Park Hee Soon tampil sebagai Pastor Choi Yo Han, figur ayah sekaligus mentor yang merawat Vincenzio sejak kecil. Karakternya digambarkan sebagai simbol ketulusan dan konsistensi cinta tanpa syarat, sesuatu yang menjadi fondasi utama pembentukan karakter Vincenzio. Sementara itu, Jang Won Young dan Karina memerankan dua biarawati dengan karakter yang berbeda, namun sama-sama berperan penting dalam perjalanan batin sang pastor. Kehadiran mereka bukan hanya memperkaya dinamika visual, tetapi juga memperdalam lapisan emosi dalam cerita.
Baca Juga:
- Trifill Pro: Solusi Terbaru untuk Atasi Bopeng dan Bekas Jerawat
- 4 Langkah Trading Forex untuk Pemula Agar Nggak “Kaget Market”
- Daftar Orang Terkaya Indonesia 2025 Versi Forbes, Hartono Bersaudara Masih Tak Tergoyahkan!
Menariknya, proyek “The Christmas Song” dirancang dalam dua bagian, memberi ruang bagi narasi untuk berkembang secara perlahan dan reflektif. Pendekatan ini terasa relevan dengan tema Natal yang identik dengan perenungan, harapan, dan penyembuhan luka batin. Alih-alih menampilkan kemeriahan khas musim liburan, video musik ini justru memilih jalur yang lebih tenang dan kontemplatif, mengajak penonton untuk berhenti sejenak dan merenung.
Dari sisi produksi, “The Christmas Song Part 1” juga menjadi sorotan karena kolaborasi strategisnya dengan Google. Beberapa adegan tertentu dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi berbasis kecerdasan buatan, termasuk model pembuatan gambar Google Gemini 3, Nano Banana Pro, serta model pembuatan video Veo 3. Integrasi teknologi ini dilakukan secara subtil, menyatu dengan estetika visual tanpa mengganggu emosi cerita. Hasilnya adalah pengalaman menonton yang terasa modern, namun tetap hangat dan manusiawi.
Kolaborasi antara seni, teknologi, dan narasi emosional ini menunjukkan arah baru dalam industri konten Korea, di mana AI tidak hanya digunakan untuk efisiensi produksi, tetapi juga sebagai alat ekspresi kreatif. “The Christmas Song” menjadi contoh bagaimana teknologi dapat mendukung storytelling, bukan menggantikannya.
Bagi Urbie’s yang mencari tontonan Natal dengan makna lebih dalam, video musik ini menawarkan pengalaman yang berbeda. Ia tidak sekadar merayakan Natal sebagai peristiwa tahunan, tetapi sebagai momentum untuk memahami kembali arti memaafkan, berdamai dengan masa lalu, dan menemukan cahaya di tengah luka. Dengan jajaran pemain kuat, cerita menyentuh, serta sentuhan teknologi mutakhir, “The Christmas Song Part 1” layak disebut sebagai salah satu rilisan Natal paling berkesan tahun ini.



















































