Urbie’s, Marion Jola kembali menyapa penikmat musik Indonesia lewat album keduanya yang bertajuk Gemini. Album ini menjadi penanda fase baru dalam perjalanan musikal Marion, sekaligus ruang jujur untuk menumpahkan berbagai emosi yang kerap hadir dalam dinamika cinta. Dirilis sebagai karya penuh setelah debut albumnya, Gemini terasa lebih reflektif, matang, dan berani, baik dari sisi lirik maupun konsep yang diusung.
Album Gemini memuat delapan lagu, dengan lima di antaranya merupakan materi baru. Salah satu track yang paling mencuri perhatian adalah “BYE”, single yang lebih dulu dirilis pada November 2025 dan langsung menjadi perbincangan karena nuansa emosionalnya yang kuat. Dalam proses kreatif album ini, Marion Jola tidak berjalan sendiri. Ia berkolaborasi dengan sejumlah musisi dan penulis lagu seperti S/EEK, Dennis Talakua, Clara Riva, Tarapti Ikhtiar, Rizki Maulana Hidayat, hingga Rezo Mesah. Kehadiran para kolaborator ini memberi warna yang beragam dan karakter unik di setiap lagu, tanpa menghilangkan identitas Marion sebagai penyanyi dengan vokal khas dan ekspresi emosional yang kuat.
Secara konsep, Gemini menangkap banyak fase dan dinamika dalam perjalanan cinta. Album ini terasa seperti rangkaian cerita yang saling terhubung, mulai dari fase tergila-gila pada seseorang, momen penuh harap, hingga perasaan terluka saat kepercayaan dikhianati. Tidak berhenti di sana, Gemini juga merekam fase paling penting dalam relasi apa pun: keberanian untuk pergi dan memilih diri sendiri. Dalam bahasa Gen Z, album ini bisa dibilang “Gemini banget”. Emosinya naik turun, penuh perubahan, tapi tetap jujur dan karismatik. Ada sisi rapuh, ada sisi kuat, dan semuanya disampaikan tanpa pretensi berlebihan.
Baca Juga:
- Trifill Pro: Solusi Terbaru untuk Atasi Bopeng dan Bekas Jerawat
- 4 Langkah Trading Forex untuk Pemula Agar Nggak “Kaget Market”
- Daftar Orang Terkaya Indonesia 2025 Versi Forbes, Hartono Bersaudara Masih Tak Tergoyahkan!
Bukan sekedar album bertema asmara, Gemini hadir sebagai bentuk empowerment. Marion Jola seolah mengajak pendengarnya untuk berdamai dengan perasaan sendiri, mengakui luka, sekaligus merayakan keberanian untuk berkata cukup. Pesan ini terasa relevan dengan realitas banyak anak muda urban yang tengah belajar mencintai tanpa kehilangan diri sendiri. Lirik-liriknya tidak menggurui, melainkan mengalir seperti pengakuan personal yang mudah dikaitkan dengan pengalaman pendengar.
Dari sisi musikalitas, Gemini menampilkan eksplorasi yang lebih luas. Setiap track memiliki atmosfer yang berbeda, namun tetap berada dalam satu benang merah emosi. Lagu “Bebal” dan “Serious” membuka ruang untuk ekspresi perasaan yang keras kepala namun jujur. “Kawin Lari” yang menjadi fokus track, menghadirkan kolaborasi dengan Rayi Putra dan memberi nuansa yang lebih playful sekaligus romantis. Sementara itu, “Sesaat di Dada” dan “Permisi” terasa lebih intim, seperti percakapan batin yang tidak diucapkan keras-keras. Lagu “Aku Takdirmu” dan “Bukan Manusia” membawa refleksi emosional yang lebih dalam, hingga akhirnya ditutup dengan “Bye” sebagai simbol perpisahan yang tegas namun dewasa.
Untuk melengkapi pengalaman mendengarkan, Gemini juga hadir dengan visualizer yang dapat dinikmati bersamaan dengan lagu-lagunya. Visual ini memberi dimensi tambahan pada suasana setiap track, memperkuat emosi yang ingin disampaikan, dan membuat album ini terasa lebih imersif. Langkah ini menunjukkan keseriusan Marion Jola dalam merancang album sebagai sebuah pengalaman utuh, bukan sekadar kumpulan lagu.
Kini, album Gemini sudah tersedia di seluruh platform musik digital dan siap menemani berbagai fase emosi Urbie’s. Lewat karya ini, Marion Jola menegaskan posisinya sebagai musisi yang terus bertumbuh, berani jujur pada perasaan, dan relevan dengan keresahan generasi masa kini.



















































