Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memperkuat pemberdayaan perempuan di desa wisata dalam upaya mempercepat penurunan stunting di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham, dalam sambutannya pada acara “Sosialisasi Penguatan Pemberdayaan Perempuan dalam Percepatan Penurunan Stunting” di Desa Wisata Watuhadang, Kabupaten Sumba Timur, Kamis 1 Agustus 2024, mengungkapkan angka stunting di Kabupaten Sumba Timur termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia.
Namun, dalam kurun waktu terakhir jumlanya menurun karena salah satu faktornya dibantu peran kelompok Ibu PKK. “Oleh karena itu, program-program pemberdayaan perempuan harus ditingkatkan agar bisa mendukung pertumbuhan ekonomi keluarga untuk mengatasi masalah stunting,” kata Martini.
Baca juga:
- Liburan Hemat dengan Miles & Point: Tips Jitu untuk Traveler Cerdas!
- Mau Liburan ke Pantai? Ini Top List Pantai Terindah di Indonesia!
- Pulau Komodo: Surga Tersembunyi di Timur Indonesia yang Wajib Dikunjungi!
Dalam rangka pencegahan stunting melalui peningkatan kapasitas dan optimalisasi peran perempuan di desa wisata, Kemenparekraf/Baparekraf menyelenggarakan kegiatan “Sosialisasi Penguatan Pemberdayaan Perempuan di Desa Wisata Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Wisata Watuhadang, Kabupaten Sumba Timur” yang berlangsung pada 1-2 Agustus 2024.
Martini menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peran kelompok perempuan dalam program-program pemberdayaan perempuan, sekaligus mendukung pengembangan usaha mikro perempuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan UMKM juga diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan penghasilan menjadi semakin baik.
“Sehingga mereka dapat memberikan nutrisi dan pendidikan yang layak bagi anak-anak, mendukung kebutuhan keluarga dan mengatasi masalah stunting,” tegas Martini.
Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta, dengan 90 persen di antaranya adalah perempuan, dan 10 persen laki-laki yang terdiri dari perangkat desa, pelaku pariwisata, penggerak PKK, kelompok usaha perempuan desa, dan kelompok masyarakat.
Peserta yang datang tidak hanya dari Desa Watuhadang, tetapi juga dari desa sekitarnya yang turut diundang, di antaranya dari Desa Umalulu, Desa Watupuda, Desa Mutunggeding, dan Desa Petawang juga turut berpartisipasi.