Buat kamu yang menyukai jagat Marvel, pasti sudah tidak sabar menunggu kehadiran Agatha All Along. Setelah sukses dengan WandaVision, serial baru ini mengambil arah yang berbeda, membawa nuansa supernatural yang terinspirasi dari film horor klasik seperti Rosemary’s Baby dan The Craft. Dalam cerita ini, kita akan mengikuti perjalanan Agatha Harkness, yang diperankan oleh Kathryn Hahn, dalam usahanya untuk merebut kembali kekuatan sihirnya dengan bantuan teman-teman yang tidak terduga.
Keunikan dari Agatha All Along
Satu hal yang menarik perhatian adalah bagaimana Agatha All Along tetap mempertahankan elemen praktis dalam efek visualnya, meski biasanya kita lebih familiar dengan CGI yang mendominasi proyek-proyek Marvel. Showrunner Jac Schaeffer, bersama dengan para produser eksekutif Mary Livanos dan Brad Winderbaum, berkomitmen untuk menjadikan serial ini terasa lebih otentik dengan mengandalkan efek praktis yang kaya.
Schaeffer mengungkapkan bahwa, “Agatha All Along adalah kesempatan untuk menghormati film-film fantasi besar yang membentuk cara saya bercerita.” Ini adalah penghormatan kepada karya-karya yang banyak menggunakan set rumit dan puppetry, jauh dari CGI yang sering kita lihat.
Baca juga:
- Karya Mozart Saat Remaja Ditemukan Setelah 233 Tahun!
- Kisah Menarik: “5 Centimeters Per Second” Bertransformasi Menjadi Film Live-Action!
- Kisah Haru: Pasangan California Bertemu Kembali dengan Kucing Tercinta setelah Dua Bulan Hilang di Yellowstone
Perjalanan Menuju Witches’ Road
Salah satu momen paling menarik muncul di episode ketiga, “Through Many Miles of Tricks and Trials,” di mana coven Agatha berpindah dari ruang bawah tanah di New Jersey menuju Witches’ Road. Dalam dunia magis ini, suasana selalu senja dan tanah seolah hidup, siap menelan siapa pun yang tidak berhati-hati. Meski biasanya Disney menggunakan efek visual berbasis volume, Livanos menjelaskan bahwa efek yang digunakan di sini hampir seluruhnya praktis, tanpa adanya layar hijau.
Winderbaum menambahkan, “Di set Witches’ Road, tidak ada satu pun layar hijau yang terlihat.” Ini memberikan pengalaman mendalam bagi para aktor, membuat mereka merasa terbenam dalam dunia magis yang mereka mainkan.
Tantangan dan Keseruan di Balik Layar
Namun, tidak semua proses mudah. Elizabeth Olsen, yang berperan di WandaVision, pernah berbagi betapa sulitnya berakting di tengah kehampaan digital. Tapi, Hahn merasakan kebalikannya saat bekerja di Agatha All Along. “Kamu merasa sangat terbenam di tempat magis ini, dan karena semuanya lebih praktis, itu bukan sesuatu yang harus kamu bayangkan,” ungkapnya. Pengalaman ini membuat aktingnya menjadi lebih nyata dan menyenangkan.
Tentu saja, Agatha All Along tidak sepenuhnya bebas dari CGI. Ada momen-momen aksi yang memanfaatkan efek digital untuk membuatnya semakin menarik. Namun, Schaeffer menekankan pentingnya menampilkan transformasi fisik para penyihir. “Mereka benar-benar kotor, terluka, dan terkena efek dari adegan-adegan itu. Tidak ada darah atau lumpur digital. Para aktris ini benar-benar merasakannya,” jelasnya.
Dengan kombinasi efek praktis yang mengesankan dan cerita yang menarik, Agatha All Along menawarkan pengalaman menonton yang segar bagi para penggemar Marvel. Serial ini tidak hanya menggugah rasa ingin tahu, tetapi juga memberikan kedalaman dan nuansa baru dalam dunia sihir dan keajaiban.
Jadi, siap-siap untuk terjun ke dalam petualangan magis bersama Agatha dan teman-temannya!