Setelah kesuksesan luar biasa film Joker pada tahun 2019, sutradara Todd Phillips dan bintang utama Joaquin Phoenix kembali berkolaborasi dalam sekuel yang sangat dinanti, Joker: Folie à Deux. Film ini, yang akan tayang di bioskop pada 4 Oktober 2024, menjanjikan pengalaman sinematik yang lebih mendalam dan emosional.
Menyentuh Karakter yang Rumit
Di akhir Joker, kita menyaksikan Arthur Fleck, diperankan oleh Phoenix, berdiri di atas puing-puing kerusuhan di Gotham City. Momen tersebut menjadi simbol dari perjalanan trauma dan kekacauan yang dia alami. Phillips mengungkapkan, “Setelah film pertama, kami merasa sangat sedih. Kami tidak ingin meninggalkan Arthur.” Ini menunjukkan bagaimana hubungan emosional yang kuat terbentuk antara pembuat film dan karakter yang kompleks ini.
Phillips menganggap Arthur tidak hanya sebagai penjahat, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki sisi romantis dan indah. “Dia jelas memiliki masalah, tetapi di dalam dirinya ada cahaya dan musik,” katanya. Melalui Folie à Deux, kita akan melihat sisi lain dari Arthur ketika dia menemukan cinta dengan Lee Quinzel, diperankan oleh Lady Gaga.
Joker: Folie à Deux Sebuah Perjalanan Musik yang Menakjubkan
Film ini mengambil arah yang lebih fantastis dengan elemen musik yang lebih dominan. Phillips ingin mengeksplorasi bagaimana cinta dan musik dapat membawa perubahan pada seseorang yang telah mengalami banyak luka. “Apa yang terjadi ketika seorang pria yang mendengar musik di kepalanya menemukan cinta untuk pertama kalinya?” tanya Phillips. Melalui perjalanan ini, penonton akan menyaksikan bagaimana musik dan cinta saling terkait, mengungkap keindahan yang terpendam dalam diri Arthur.
Baca juga:
- Stray Kids Bakal Tampil di American Music Awards 50th Anniversary: Siap Bikin Sejarah Lagi!
- Rosé BLACKPINK Gabung Atlantic Records: Langkah Besar Menuju Panggung Global!
- Lisa BLACKPINK Fan Meet up Jakarta Siap di Gelar Juni 2024!
Keberanian dalam Menyanyi
Phoenix dan Gaga tidak hanya berakting, tetapi juga menyanyi dalam film ini. Phillips menjelaskan bahwa mereka memilih lagu-lagu dengan makna emosional yang dalam. Misalnya, saat Arthur menyanyikan lagu klasik, ia tidak hanya menyanyikannya; ia memberikan makna baru yang lebih emosional. “Ketika Arthur menyanyikan lagu, itu adalah makna yang berbeda—dan dalam beberapa cara, lebih emosional,” ungkap Phillips.
Selama produksi, keduanya saling memberikan arahan. Phillips menggambarkan proses kreatif sebagai kolaborasi yang luar biasa. “Mereka memberi satu sama lain masukan, yang membuat proses ini sangat menarik,” katanya. Hal ini menciptakan momen magis di set, terutama saat mereka berlatih untuk adegan yang penuh tantangan.
Joker: Folie à Deux Menghadapi Ekspektasi Penonton
Phillips menyadari bahwa ada banyak pertanyaan tentang apakah film ini sepenuhnya sebuah musikal. “Saya tidak ingin menyesatkan penonton. Saya mencintai musikal, tetapi film ini memiliki nuansa yang lebih kompleks,” tegasnya. Meskipun ada elemen musik, harapannya adalah penonton tidak akan meninggalkan bioskop dengan perasaan bahagia yang biasa didapatkan dari film musikal.
Joker: Folie à Deux bukan hanya sekadar sekuel; ini adalah eksplorasi mendalam tentang cinta, musik, dan perjalanan emosional seorang karakter yang rumit. Dengan pendekatan yang lebih humanis, film ini menjanjikan untuk mengajak penonton merenung tentang arti kehidupan dan cinta, meskipun dalam konteks yang gelap. Bagi penggemar film dan karakter Arthur Fleck, pengalaman ini pastinya akan menjadi perjalanan yang tak terlupakan.