Baru-baru ini, dunia sastra bersorak sorai ketika penulis novel asal Korea Selatan, Han Kang, dianugerahi Nobel Sastra 2024. Di usia 53 tahun, Han Kang diakui berkat “prosa puitis yang intens, yang menghadapi trauma sejarah dan mengeksplorasi kerapuhan kehidupan manusia.” Dengan karya-karya seperti The Vegetarian, The White Book, Human Acts, dan Greek Lessons, ia telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati banyak pembaca.
Momen Bersejarah
Dalam pengumuman pemenang, Mats Malm, sekretaris tetap Akademi Swedia, mengatakan bahwa Han Kang menerima berita ini dengan penuh kejutan. “Dia baru saja selesai makan malam bersama putranya dan tidak benar-benar siap untuk ini,” ungkap Mats. Namun, Han Kang dengan rendah hati merespons, “Saya sangat terkejut dan merasa terhormat.” Ia berharap kabar baik ini menjadi inspirasi bagi pembaca sastra Korea dan teman-temannya.
Setelah pengumuman tersebut, banyak toko buku online di Korea Selatan mengalami lonjakan trafik yang luar biasa, bahkan beberapa di antaranya sempat down! Reaksi gembira ini juga terasa di kalangan pejabat pemerintah, di mana beberapa sidang terpaksa ditunda demi merayakan pencapaian ini. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyampaikan selamat kepada Han, mengatakan, “Kamu telah mengubah luka-luka menyakitkan dari sejarah modern kami menjadi sastra yang hebat.”
Eksplorasi Tema Kemanusiaan
Karya-karya Han Kang sering kali menyentuh tema patriarki, kekerasan, kesedihan, dan kemanusiaan. Novel The Vegetarian, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 2015, bahkan meraih International Booker Prize 2016. Novel ini menceritakan kisah seorang wanita yang menolak untuk makan daging, menggugah pertanyaan mendalam tentang eksistensi dan pilihan hidup.
Menurut Anders Olsson, ketua komite Nobel, “Empatinya terhadap kehidupan yang rentan, sering kali perempuan, sangat terasa, dan diperkuat oleh prosa yang sarat metafora.” Han Kang menjadi pelopor dalam prosa kontemporer dengan kesadaran uniknya akan hubungan antara tubuh dan jiwa, hidup dan mati.
Baca juga:
- Karya Mozart Saat Remaja Ditemukan Setelah 233 Tahun!
- Kisah Menarik: “5 Centimeters Per Second” Bertransformasi Menjadi Film Live-Action!
- Johnny Depp Siap Ubah Penampilan: Dari Gigi ke Seluruh Tubuh, Apa Saja yang Bakal Direnovasi?
Pengakuan dari Sesama Penulis
Beberapa penulis terkemuka juga memberikan pujian kepada Han. Novelis Deborah Levy menyebutnya sebagai “salah satu penulis paling mendalam dan terampil di panggung dunia kontemporer.” Max Porter, yang mengedit terjemahan The Vegetarian, menambahkan bahwa Han adalah “suara vital dan penulis dengan kemanusiaan luar biasa. Karyanya adalah hadiah untuk kita semua.”
Perjalanan Karier yang Menginspirasi
Han Kang lahir di Gwangju, Korea Selatan, pada tahun 1970, dan memulai debut sastra pada tahun 1993. Sejak saat itu, karyanya terus berkembang, menciptakan dampak besar di dunia sastra. Novel Human Acts, yang menceritakan pembantaian Gwangju 1980, mengungkapkan dampak mendalam dari peristiwa tersebut melalui berbagai perspektif yang menyentuh.
Karya terbarunya, We Do Not Part, yang akan diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2025, mengeksplorasi dampak pemberontakan Jeju 1948-49. Novel ini telah meraih penghargaan Prix Médicis Étranger di Prancis pada tahun 2023, menambah deretan prestasi Han Kang.
Dengan segala pencapaian yang diraihnya, Han Kang bukan hanya sekadar penulis, tetapi juga simbol kekuatan sastra dalam menghadapi isu-isu kemanusiaan. Pencapaian ini adalah bukti bahwa sastra dapat menjadi jembatan untuk memahami pengalaman manusia yang kompleks. Bagi para pecinta sastra, karya-karya Han Kang adalah perjalanan yang tidak boleh dilewatkan. Selamat kepada Han Kang atas penghargaan yang sangat layak ini!