Home Travel Path to Sustainable Growth 2025: Kolaborasi Lintas Industri demi Masa Depan Pariwisata...

Path to Sustainable Growth 2025: Kolaborasi Lintas Industri demi Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan

25
0
Path to Sustainable Growth 2025: Kolaborasi Lintas Industri demi Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan
Urban Vibes

Hai Urbie’s!
Ada kabar inspiratif banget dari Pulau Dewata, Bali. Di bulan Mei 2025 ini, The Apurva Kempinski Bali kembali jadi tuan rumah untuk acara tahunan Path to Sustainable Growth 2025. Acara ini bukan cuma sekadar summit biasa, tapi jadi momen penting di mana para pemimpin industri, pembuat kebijakan, pakar keberlanjutan, dan aktivis komunitas dari berbagai sektor ngumpul untuk satu tujuan: mewujudkan pariwisata yang bertanggung jawab, inklusif, dan menguntungkan bagi semua.

Kolaborasi untuk Masa Depan

Dengan mengusung tema “Shaping the Future of Responsible, Inclusive, and Profitable Tourism”, summit ini dibuka oleh sambutan dari Drs. Amnu Fuadiy, M.A., selaku Asisten Deputi Menteri Bidang Pariwisata Berkelanjutan. Beliau membahas lima program utama yang didukung Kementerian Pariwisata, mulai dari gerakan pariwisata bersih, digitalisasi, hingga pengembangan desa wisata sebagai penggerak ekonomi lokal.

Panel Diskusi yang Bikin Melek Lingkungan

Summit ini menghadirkan empat panel diskusi yang semuanya insightful banget. Yang pertama, Blueprint for Building Sustainable Destinations bareng Alistair Speirs, Wenda Ramadya Nabiel, dan Jelle Therry. Mereka ngobrolin tantangan keberlanjutan, pentingnya inklusi sosial, serta ekosistem regeneratif berbasis air dan keanekaragaman hayati.

Dilanjut dengan panel The Challenges of Coexistence between Community and Tourism, yang menggugah banget. Ada Dr. Yoga Iswara yang bahas target Bali jadi destinasi net-zero, Ida Bagus Agung Gunarthawa soal pariwisata berbasis masyarakat, dan Amanda Marcella yang punya misi nol sampah. Bahkan John Higson dari Eco Solutions Lombok juga sharing soal agroforestry dan praktik ramah lingkungan.

Baca Juga:

Makanan, Limbah, dan Inovasi!

Panel ketiga membahas Sustainable Hospitality and Biodiversity, mulai dari keanekaragaman pangan nusantara yang diangkat Helianti Hilman, hingga proyek inovatif seperti Linen for Life dan Soap for Life dari Dr. Stefan Phang. Yuki Susanto dari PT Suparma Tbk juga tampil kece dengan solusi ramah lingkungan mulai dari produksi hingga manajemen limbah.

Panel terakhir fokus ke hal yang sering dilupakan: pengukuran keberlanjutan. Karena seperti kata Gayan Wejesiriwardana, “Without measurement, sustainability is just intention.” Dari pembangunan kota mindfulness oleh Shane Dalke, solusi energi berkelanjutan ala Maurice Adema, sampai strategi The Apurva Kempinski Bali sendiri yang dijelaskan Desak Intan — semuanya membuktikan kalau keberlanjutan bisa diukur dan dijalankan.

Komitmen Nyata, Bukan Sekadar Wacana

Yang keren lagi, Urbie’s, acara ini juga menghitung jejak karbonnya sendiri, lho! Total emisinya sebesar 6.537,75 kgCO2e — setara penyerapan 725 pohon mangrove atau 98 pohon nangka selama tiga tahun. Dan The Apurva Kempinski Bali berkomitmen buat offset emisi ini. Respect banget!

Summit ini ditutup dengan semangat tinggi dari para peserta. “Acara ini beneran game-changer,” kata Katarina, seorang hotelier. “Saya pulang dengan banyak inspirasi dan semangat baru,” tambah Desy, agen perjalanan yang juga ikut. Semua sepakat: kolaborasi lintas industri memang kunci menuju masa depan yang lebih hijau dan inklusif.

“Melalui summit ini, kami ingin jadi contoh nyata dan menginspirasi pihak lain untuk ikut bergerak menuju pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali.

Urban Vibes

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here