Hi Urbie’s! Noboru Segawa, Kepala Departemen Komik Global Kadokawa yang baru, menegaskan bahwa sebuah manga tidak harus lahir di Jepang. Menurutnya, dunia saat ini sudah berubah: karya manga bisa muncul dari mana saja, termasuk Asia Tenggara, bahkan mungkin Indonesia.
Buat kamu yang tumbuh besar dengan manga Jepang, kabar ini pastinya bikin semangat. Selama ini kita selalu melihat Jepang sebagai “rumah asli” manga, tapi kini salah satu penerbit terbesar di sana justru membuka pintu lebar-lebar untuk talenta global.
Noboru Segawa: Manga Tidak Lagi Hanya Milik Jepang
Segawa menjelaskan bahwa Kadokawa saat ini sedang mencari calon mangaka dari seluruh dunia melalui kontes Manga Worldless World. Ajang ini sukses menggaet 1.126 karya dari 104 negara, sebuah angka yang membuktikan bahwa gairah bercerita lewat manga sudah mendunia.
Dari ribuan kiriman tersebut, 8 karya terbaik dipilih dan akan dibimbing langsung oleh editor-editor Kadokawa. Tujuannya? Agar para kreator bisa memulai karier profesional mereka di bawah label besar yang selama ini menaungi judul-judul populer.
Noboru Segawa: Mengenai Tantangan Demografi di Jepang
Lebih jauh, Segawa juga menyampaikan alasan strategis di balik langkah global ini. “Kami akan sepenuhnya mendukung impian mereka untuk debut sebagai seniman manga di Jepang, dengan pengetahuan editorial Kadokawa. Namun, kami percaya karya mereka tidak harus lepas landas dari Jepang,” ujarnya.
Segawa menambahkan bahwa angka kelahiran Jepang yang menurun dan populasi yang semakin menua membuat pasar manga di negaranya menghadapi tantangan. Khususnya untuk karya-karya yang ditujukan bagi pembaca muda, karena jumlah audiens anak muda di Jepang semakin menyusut.
Asia Tenggara Jadi Fokus Baru
Sebaliknya, di banyak negara Asia Tenggara, lebih dari 50% populasi merupakan anak muda. Kondisi ini membuat kawasan seperti Indonesia, Filipina, Thailand, hingga Vietnam menjadi lahan subur untuk pertumbuhan manga.
“Jika kita tidak membatasi diri pada Jepang, maka pilihan genre dan target audiens menjadi jauh lebih luas,” kata Segawa. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa pasar global, khususnya Asia Tenggara, bisa menjadi penentu arah masa depan industri manga.
Baca Juga:
- Maya, Remaja Difabel dari Temanggung yang Menemukan Harapan Lewat Kopi Robusta
- Ajisaka, Ambisi Besar Animasi Indonesia dengan Sentuhan Hollywood
- Harganya Murah, Parfum Pria Lokal Ini Ternyata Wanginya Kayak Brand Mewah
Peluang untuk Kreator Indonesia
Urbie’s, bayangkan kalau karya manga buatan kreator Indonesia bisa terbit di bawah label Kadokawa. Itu bukan hanya prestasi personal, tapi juga pembuktian bahwa kisah lokal kita bisa mendunia lewat medium populer.
Indonesia sendiri punya ekosistem kreatif yang kuat: dari komikus indie, webtoon artist, hingga komunitas cosplay dan pop culture. Jika talenta-talenta ini bisa terhubung dengan platform global seperti Kadokawa, bukan mustahil karya mereka bisa bersaing dengan manga asal Jepang.
Kolaborasi Global, Warna Baru Manga
Program Manga Worldless World juga menjadi bukti bahwa manga tengah berevolusi. Dulu, gaya visual dan cerita manga sangat khas Jepang. Namun, dengan masuknya kreator dari berbagai negara, warna baru bisa lahir.
Bayangkan sebuah manga dengan gaya visual Jepang, tapi cerita yang mengambil inspirasi dari budaya Nusantara. Misalnya legenda urban Jakarta, atau folklore Jawa, dikemas dengan storytelling khas manga. Itu akan memberikan pengalaman segar, baik untuk pembaca lokal maupun internasional.
Masa Depan Manga yang Lebih Inklusif
Dengan langkah ini, Kadokawa bukan hanya memperluas pasar, tapi juga mengubah paradigma. Bahwa manga bukan lagi monopoli Jepang, melainkan medium global yang bisa diisi oleh siapa saja yang punya cerita kuat.
Kalau kamu punya mimpi jadi mangaka, inilah saatnya. Dunia sudah membuka pintunya, dan publisher besar seperti Kadokawa siap memberi dukungan. Siapa tahu, karya kamu bisa jadi salah satu yang memimpin era baru manga global.
“Worldless World” bukan hanya nama kontes, tapi simbol era baru di mana manga tidak lagi terikat oleh batas negara.