Home Lifestyle Unpaid Internship: Pengalaman Berharga atau Eksploitasi Terselubung?

Unpaid Internship: Pengalaman Berharga atau Eksploitasi Terselubung?

38
0
Ilustrasi Unpaid Internship: Pengalaman Berharga atau Eksploitasi Terselubung?, Foto: Freepik
Ilustrasi Unpaid Internship: Pengalaman Berharga atau Eksploitasi Terselubung?, Foto: Freepik
Mercure

Hi Urbie’s! bayangkan kamu sudah kuliah bertahun-tahun, ngeluarin biaya nggak sedikit, lalu saat waktunya magang datang, kamu justru ditawari unpaid internship alias magang tanpa bayaran. Banyak anak muda, mungkin termasuk kamu Urbie’s, pernah berada di persimpangan ini: ambil demi pengalaman, atau tolak karena merasa tenaga dan waktu nggak dihargai?

Fenomena unpaid internship memang bukan hal baru, tapi makin sering jadi perbincangan di media sosial. Ada yang bilang magang tanpa bayaran bisa membuka pintu kesempatan, ada juga yang menyebutnya bentuk eksploitasi anak muda. Lalu, mana yang benar?

Antara Belajar dan Tenaga Gratis

Unpaid internship sering dikemas dengan kalimat manis: “kesempatan belajar,” “pengalaman emas,” atau “jalan menuju karier impian”. Nyatanya, banyak mahasiswa yang akhirnya kerja seperti karyawan penuh waktu, meeting, lembur, bahkan pegang tanggung jawab besar tanpa imbalan finansial.

Baca Juga:

Untuk sebagian orang, hal ini terasa nggak adil. Bayangkan, biaya transport, makan, bahkan pulsa buat kerja tetap keluar, sementara gaji nihil. Dalam jangka panjang, ini bisa bikin unpaid internship cuma bisa diakses mereka yang sudah punya privilege finansial.

Sisi Positif yang Nggak Bisa Dipungkiri

Meski penuh kontroversi, bukan berarti unpaid internship selalu buruk. Ada cerita mahasiswa yang dapat koneksi luas, skill meningkat drastis, dan langsung direkrut usai magang. Bagi mereka, unpaid internship jadi batu loncatan penting.

Selain itu, banyak perusahaan rintisan (startup) memang masih terbatas anggaran. Mereka mengandalkan semangat anak muda yang ingin belajar. Jadi, unpaid internship kadang jadi pilihan realistis bagi kedua belah pihak.

Eksploitasi atau Kesempatan?

Pertanyaannya, kapan unpaid internship bisa dibilang eksploitasi? Jawabannya: saat tanggung jawab yang diberikan melebihi kapasitas pembelajaran. Jika seorang intern diperlakukan seperti karyawan penuh, tapi tanpa bayaran dan tanpa bimbingan, maka jelas ada ketidakadilan.

Di sisi lain, jika perusahaan memberikan mentoring, ruang belajar, serta kesempatan berkembang, maka meski tanpa bayaran, pengalaman itu tetap bernilai. Intinya, transparansi dan kesepakatan di awal jadi kunci.

Anak Muda Mulai Berani Bersuara

Generasi Z dikenal lebih vokal soal hak kerja. Banyak mahasiswa dan fresh graduate yang mulai mempertanyakan sistem magang tanpa gaji ini. Beberapa bahkan bikin petisi online dan kampanye media sosial agar perusahaan lebih adil.

Tekanan publik ini mulai membuahkan hasil. Beberapa perusahaan besar kini menghapus skema unpaid internship dan memilih memberikan kompensasi, meski kecil. Sebab, mereka sadar bahwa tenaga kerja anak muda juga layak dihargai.

Jadi, Haruskah Ambil Unpaid Internship?

Keputusan ada di tangan kamu. Kalau kondisi finansial memungkinkan dan perusahaan menawarkan pembelajaran nyata, unpaid internship bisa jadi investasi masa depan. Tapi kalau justru bikin kamu rugi dan nggak ada ilmu yang didapat, mungkin lebih baik cari alternatif lain.

Pada akhirnya, nilai dari sebuah internship bukan cuma soal uang, tapi juga growth yang kamu peroleh. Namun tetap, jangan sampai jargon “pengalaman berharga” dijadikan tameng untuk menutupi eksploitasi.

Swiss-Belexpress Kuta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here