
Hi Urbie’s! Indonesia lagi-lagi menunjukkan langkah progresif dalam menghadirkan layanan publik yang lebih manusiawi dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Hari ini, Senin (1/12), KAI Commuter resmi mengoperasikan Kereta Petani dan Pedagang, sebuah layanan baru yang sejak lama dinantikan para pelaku ekonomi rakyat di lintas Merak–Rangkasbitung. Di hari perdananya saja, hingga pukul 15.00 WIB, layanan ini sudah mengangkut 87 pengguna dan menjalankan 6 perjalanan yang dirangkaikan langsung dengan Commuter Line Merak.
Sejak pagi, suasana Stasiun Cikeusal tampak berbeda dari biasanya. Stasiun ini menjadi titik keberangkatan terbanyak, dengan 36 penumpang petani dan pedagang yang memulai perjalanan dari sana. Mereka membawa keranjang hasil kebun, boks dagangan, hingga tentengan khas pasar tradisional—semua tertata di ruang khusus yang disediakan agar tidak bercampur dengan pengguna reguler Commuter Line Merak. Menurut VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, pemisahan ruang ini dilakukan agar baik penumpang reguler maupun petani dan pedagang tetap merasa nyaman selama perjalanan.
“Layanan ini lahir dari semangat gotong royong untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani dan pedagang,” ujar Karina. Di sisi lain, volume pengguna reguler Commuter Line Merak hingga sore ini mencapai 8.405 penumpang, menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat di wilayah tersebut. Kehadiran kereta khusus ini akhirnya memberi ruang baru bagi pelaku usaha kecil untuk berpindah dengan lebih aman dan teratur tanpa mengganggu penumpang lain.
Menariknya lagi, layanan ini tak hanya memberi ruang aman untuk mobilitas, tapi juga dilengkapi sistem registrasi khusus. Pengguna perlu melakukan pendaftaran di loket stasiun untuk mendapatkan Kartu Petani dan Pedagang, cukup dengan mengisi formulir dan membawa kartu identitas. Dengan kartu ini, mereka bisa melakukan pemesanan dan pembelian tiket hingga H-7 keberangkatan serta masuk ke area tunggu dua jam lebih awal dari jadwal perjalanan. Fasilitas ini jelas membantu mereka mengatur waktu, apalagi jika membawa barang dagangan dalam jumlah tertentu.
Baca Juga:
- Negara dengan Jam Kerja Tertinggi di Dunia: Bhutan Juara, Indonesia Santai di Urutan 115
- Falcon Pictures Rilis Poster “WARKOP DKI”! Penampilan Desta Jadi Dono Bikin Netizen Heboh!
- Cuma 50 Orang Punya! Kenalan Sama Golden Blood, Golongan Darah Langka di Dunia
Namun tentu saja, ada aturan yang harus dipatuhi. Setiap penumpang hanya diperbolehkan membawa maksimal dua koli atau tentengan berukuran tidak lebih dari 100 cm x 40 cm x 30 cm. Barang berbau menyengat, hewan ternak, bahan mudah terbakar, hingga senjata api atau tajam dilarang dibawa. Kebijakan ini dibuat bukan untuk membatasi, tapi untuk memastikan keselamatan serta kenyamanan bersama selama perjalanan.
Dengan total 14 perjalanan setiap harinya mengikuti jadwal Commuter Line Merak, kehadiran Kereta Petani dan Pedagang membuka peluang besar bagi mobilitas ekonomi masyarakat di sekitar Banten. Banyak petani dan pedagang yang sebelumnya bergantung pada kendaraan tidak tetap—baik pick up, motor, atau angkutan desa—kini memiliki pilihan transportasi yang lebih stabil dan ekonomis. Karina menutup pernyataannya dengan optimisme: “Kami berharap layanan ini memberikan nilai tambah bagi roda ekonomi di kawasan operasional Commuter Line.”
Buat Urbie’s yang ingin memantau jadwal perjalanan atau informasi lebih lengkap, kalian bisa langsung cek aplikasi Access by KAI, akun resmi @commuterline. Kehadiran layanan ini bukan hanya soal mobilitas, tapi juga tentang membawa semangat pemerataan dan keberpihakan pada pelaku ekonomi rakyat—semangat yang semakin relevan di tengah kebutuhan transportasi modern.





















































