Raksasa perangkat lunak Jerman, SAP SE (SAPG.DE), kembali menjadi perbincangan hangat setelah mengumumkan hasil keuangan kuartal pertamanya di tahun 2024.
SAP dikenal sebagai perusahaan multinasional yang berfokus pada pengembangan perangkat lunak Enterprise Resource Planning (ERP). ERP adalah software terintegrasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola berbagai aktivitas bisnis mereka, seperti keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, produksi, dan manajemen rantai pasokan.
Meskipun mengalami proses restrukturisasi, kabar baik datang dari sektor bisnis cloud SAP. Penjualan cloud mereka melonjak sebesar 24% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 68,1 triliun (sekitar Rp 73,5 triliun). Hal ini menunjukkan tingginya permintaan untuk solusi berbasis cloud mereka, terutama perangkat lunak ERP.
Baca juga:
- Steve Buscemi Bakal Jadi Kepala Sekolah Baru di Wednesday Musim Kedua!
- Transformers One, Kembali ke Cybertron, Menjelajahi Awal Mula Perseteruan Legendaris
- Studio Ghibli Raih Penghargaan Bergengsi di Festival Film Cannes, Hayao Miyazaki Masuk Daftar Orang Paling Berpengaruh!
Namun disisi lain, laba operasional mereka tertahan di angka Rp 13,7 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh adanya penyisihan sebesar Rp 38,6 triliun untuk menutupi biaya restrukturisasi. SAP baru-baru ini mengumumkan rencana restrukturisasi senilai Rp 34,9 triliun yang akan berdampak pada 8.000 karyawan. Perusahaan berencana untuk melatih ulang staf yang terdampak agar memiliki keterampilan kecerdasan buatan (AI) dan mendorong program pensiun sukarela.
Meskipun ada kabar mengenai restrukturisasi, SAP tetap mempertahankan prospek setahun penuh untuk tahun 2024. Mereka optimis pendapatan cloud mereka akan mencapai antara Rp 292,3 triliun dan Rp 300,2 triliun.