Halo Urbie’s! Siapa di sini yang sempat merasa MCU (Marvel Cinematic Universe) mulai kehilangan taringnya setelah Endgame? Nah, siap-siap karena film Thunderbolts akhirnya hadir sebagai penyegar yang kita semua butuhkan. Rilis resmi tanggal 2 Mei 2025, film ke-36 dalam jagat Marvel ini menghadirkan warna baru lewat tim “pecundang berbakat” yang nggak kalah seru dari pahlawan-pahlawan mainstream.
Bayangkan gabungan dari para antihero yang karakternya amburadul tapi justru itulah yang bikin menarik—Thunderbolts punya vibes seperti Suicide Squad, tapi versi Marvel yang lebih rapi dan emosional. Dan yang jadi poros kekuatan emosional di film ini? Siapa lagi kalau bukan Florence Pugh sebagai Yelena Belova.
Yelena, sang mantan pembunuh Red Room yang pertama kali curi perhatian di Black Widow, kini jadi pusat perhatian lagi. Tapi kali ini, dia lebih dalam, lebih kelam, dan lebih emosional. “Ada yang salah dengan diriku. Kekosongan,” begitu katanya dalam satu adegan. Dan jujur, Urbie’s, kalimat itu berasa banget jadi refleksi dari MCU sendiri yang sempat goyah gara-gara kegagalan seperti Eternals, Thor: Love and Thunder, hingga The Marvels.
Baca Juga:
- Extra Joss Ultimate Muncul di MV “Butterfly” Rich Brian! Bukti Produk Lokal Makin Mendunia
- Rahasia Sukses Para CEO: Rutinitas Pagi ala Bezos, Zuckerberg, dan Cook!
- QRIS Diprotes Amerika? Ini Alasan Gen Z & Alpha Harus Peduli
Cerita Thunderbolts dimulai saat Yelena merasa hidupnya makin nggak punya arah. Bayangin aja, kerjaannya ngebantai satu fasilitas penelitian di Kuala Lumpur dan ngebunuh semua yang ada di sana. Hidupnya jauh dari damai, dan dia butuh sesuatu yang bisa mengisi kekosongan itu—bukan cuma kerja untuk Valentina Allegra de Fontaine, agen CIA ambisius yang diperankan oleh Julia Louis-Dreyfus.
Ketika hidup terasa makin absurd, Yelena pulang ke ayahnya, Alexei Shostakov alias Red Guardian yang diperankan David Harbour. Mereka berdua punya chemistry awkward tapi menyentuh, kayak dua orang tersesat yang nggak tahu harus ke mana. Red Guardian yang hidupnya sekarang cuma nyetir limusin sambil mengenang masa lalu, nyaranin Yelena tetap kerja sama Valentina demi masa depan yang lebih pasti.
Tapi seperti biasa di dunia Marvel, semuanya nggak sesederhana itu. Yelena dikasih satu misi terakhir—ke sebuah benteng rahasia di pegunungan, tempat yang penuh misteri dan niat tersembunyi. Di sinilah, dia dan tim “Thunderbolts” harus membuktikan kalau mereka bukan cuma sekumpulan antihero gagal, tapi bisa jadi pahlawan yang nggak terduga.
Meskipun film ini masih punya beberapa “penyakit Marvel” kayak pacing yang agak berantakan dan plot twist yang ketebak, Thunderbolts tetap jadi hiburan seru. Apalagi dengan performa Florence Pugh yang total dan chemistry-nya bareng David Harbour yang bikin kita terharu dan ngakak dalam waktu bersamaan.
So, Urbie’s, kalau kamu lagi butuh tontonan superhero yang beda, yang nggak sekadar pamer kekuatan tapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan luka batin para karakternya—Thunderbolts adalah jawabannya. Siap-siap jatuh cinta lagi sama MCU, ya!